Jakarta, CNN Indonesia -- Hujan terus mengguyur Faculty club, Universitas Indonesia Depok, dari awal sampai akhir penampilan Efek Rumah Kaca, Kamis (1/3) malam. Penampilan itu berlangsung selama 2,5 jam.
Namun penonton seolah tak peduli dengan hujan. Mereka asyik menikmati penampilan Cholil Mahmud cs. yang merupakan aksi untuk menggalang dana menuju Amerika Serikat.
'Depok Bisa Dikonserkan,' demikian tajuk konser Efek Rumah Kaca untuk penggalangan dana menuju festival musik South by Southwest di Texas, Amerika Serikat itu. Mereka dijadwalkan tampil dalam festival yang digelar 9-13 Maret mendatang itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau sudah menjadi band besar, mereka tak malu menyatakan kekurangan dana untuk transportasi dan akomodasi personel. Dari sembilan personel Efek Rumah Kaca, hanya lima yang dibiayai pemerintah. Sisanya mereka harus mencari biaya sendiri.
Salah satunya melalui konser malam tadi. Per pengunjung diminta membayar Rp100 ribu. Setidaknya seribu pengunjung menonton penampilan malam tadi.
Efek Rumah Kaca membagi konser dengan dua sesi. Sesi pertama, mereka membawakan lagu dari album
Sinestesia. Sesi kedua, giliran lagu dari album
Efek Rumah Kaca dan
Kamar Gelap.
Penampilan Efek Rumah Kaca pada sesi pertama terbilang kurang maksimal. Mereka terhalang kendala teknis seperti suara
sound system yang teredam, sampai kesalahan personel yang lupa lirik dan menyanyikan lirik pada bagian yang tidak tepat.
Pada lagu
Biru misalnya, Cholil sempat hampir mengucap lirik yang seharusnya tidak diucapkan pada bagian itu. Beruntung suara latar cukup kencang sehingga Cholil teringat.
Seketika sang vokalis menoleh ke penyanyi latarnya sembari tersenyum.
 Penonton Efek Rumah Kaca di bawah guyuran hujan , Kamis (1/3). (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Begitu juga ketika lagu
Kuning dibawakan. Cholil lupa lirik. Ia menggaruk kepala sambil tersenyum kepada pengunjung. Alih-alih kesal, pengunjung malah bernyanyi makin kencang dan bertepuk tangan. Cholil pun seakan mendapat dukungan untuk terus menyanyi.
Di sela penampilan, Cholil sempat berinteraksi dengan penonton. Ia berterima kasih kepada penyelenggara dan sponsor yang mengadakan acara itu. Sayangnya, ucapan terima kasih itu seakan diucapkan malas-malasan. Ia bahkan tak selesai menyebutkan semua sponsor.
"Yau sdahlah ya, enggak usah banyak ngomong. Sangat terharu dapat dukungan kalian untuk ke South by Southwest. Sesi pertama kami mainkan lagu dari album
Sinestesia sekalian latihan, enggak banyak yang salah kan?" Cholil tertawa sembari menyindir diri sendiri.
 Efek Rumah Kaca menggelar konser untuk berangkat ke SXSW. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Pernyataan Cholil disambut tawa oleh pengunjung. Cholil lantas melanjutkan penampilan.
Interaksi Cholil yang sangat cair dengan pengunjung membuat suasana menjadi hangat. Pengunjung asik berjoget dan menyanyikan lagu yang dibawakan meski hujan semakin deras.
Penampilan sesi pertama menjadi menarik ketika Efek Rumah Kaca membawakan lagu secara urutan seperti di album. Yaitu
Merah, Biru, Jingga, Hijau, Putih dan
Kuning.Terlebih ketika warna tata cahaya panggung berwarna sesuai dengan judul lagu yang dibawakan. Warna cahaya itu sangat mendukung mood penonton menikmati lagunya. Dan sekali lagi, gimik itu membuat suasa menjadi hangat meski hujan turun.
Personel Efek Rumah Kaca turun panggung ketika sesi pertama usai untuk beristirahat. Namun itu tak berlangsung lama. Mereka langsung kembali ke atas panggung dengan pakaian yang berbeda. Kali itu, mereka punya tamu spesial: anak Cholil yang bernama Angan Senja.
"
Hi guys, sorry for the rain by the way. Hope you enjoy the show," kata Angan.
 Efek Rumah Kaca membagi konsernya menjadi dua sesi. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni) |
Ketika penonton masih tertawa mendengar suara Angan, di saat bersamaan Efek Rumah Kaca langsung membawakan sederet lagu.
Tubuhmu Membiru Tragis, Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa, Melankolia, Balerina, sampai
Hujan Jangan Marah dibawakan berurutan tanpa jeda.
Kali ini Cholil lebih sering berinteraksi dengan penonton. Mulai dari berterima kasih, meawarkan soal lagu apa yang ingin didengar penonton, sampai bercanda mengenai hujan.
"Tanggung ya, sudah pada basah juga, terusin," kata Cholil sambil tertawa.
Diiringi tepuk tangan penonton, band yang identik dengan lagu bertemakan sosial itu melanjutkan penampilan dengan membawakan lagu hit seperti
Insomnia, Laki-laki Pemalu, Di Udara, Cinta Melulu, Kenakalan Remaja Di Era Informatika, Lagu Kesepian dan
Desember.Tujuh lagu itu dibawakan sempurna tanpa cacat. Itu memang termasuk lagu-lagu yang sering dibawakan, tak seperti karya Efek Rumah Kaca dari album
Sinestesia.
Sayangnya, beberapa masalah di sesi pertama masih kembali terulang di sesi kedua. Cholil kembali lupa lirik ketika menyanyikan lagu
Merdeka. Namun penonton lagi-lagi hanya bertepuk tangan dan tertawa melihat wajah Cholil kebingungan berusaha mengingat lirik.
Bass yang dimainkan Poppie Airil pun sempat membuat pemainnya tersetrum. Poppie melap bass dengan handuk putih, namun instrumen itu tetap menyengat tangannya. Mau tak mau ia melepas bass untuk dilap oleh kru. Akibatnya, lagu Jalan berlangsung tanpa alunan bass.
Cholil meminta penonton menunggu dan meyakinkan kalau masih banyak lagu yang belum dibawakan. Tentu saja permintaan itu dituruti. Band asal Jakarta itu kemudian melanjutkan penampilan dengan membawakan lagu
Mosi Tidak Percaya dan
Kamar Gelap.Efek Rumah Kaca menutup penampilan dengan lagu
Sebelah Mata. Itu merupakan lagu yang didedikasikan untuk penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan yang masih dalam perawatan. Mereka berharap kasus penyiraman air keras terhadap Novel bisa dituntaskan.
[Gambas:Youtube]Secara keseluruhan, band yang terbentuk pada 2001 ini tampil lebih baik pada sesi kedua. Bukan hanya dalam membawakan lagu, Cholil juga lebih sering berinteraksi sehingga suasana terasa hangat dan intim. Hujan dan cuaca dingin di Depok berhasil diubah Efek Rumah Kaca menjadi hangat.
(rsa)