Ulasan Film: 'Red Sparrow'

Rahman Indra | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Mar 2018 11:46 WIB
'Red Sparrow' adalah kisah spionase Rusia tak biasa yang penuh dengan adegan brutal, vulgar dan membuat gerah. Jennifer Lawrence adalah magnetnya.
Red Sparrow adalah kisah spionase Rusia tak biasa yang penuh dengan adegan brutal, vulgar, dan membuat gerah. Jennifer Lawrence adalah magnetnya. (Foto: Courtesy of Twentieth Century Fox)
Jakarta, CNN Indonesia -- Begitu trailernya dirilis beberapa waktu lalu, Red Sparrow sekilas mengingatkan akan film spionase dengan tokoh utama perempuan serupa, seperti Atomic Blonde yang diperankan Charlize Theron atau Salt, Angelina Jolie.

Namun, setelah menyaksikannya, film besutan sutradara Francis Lawrence (yang pernah garap tiga seri Hunger Games) ini sedikit berbeda. Di film ini, tokoh utamanya tak melulu menjadi pihak yang 'menang', tapi juga rapuh.

Dikisahkan, Jennifer Lawrence adalah Dominika Egorova, balerina Rusia berbakat yang bersiap untuk tampil sebagai penari utama di atas panggung Bolshoi. Namun satu insiden (yang kemudian diketahui bukan insiden biasa) membuatnya tak bisa lagi menari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu kejadian ini akan memberi efek domino pada kehidupan Dominika. Tak lagi menari untuk Bolshoi, berarti tempat tinggal, tunjangan kesehatan untuk dia dan ibunya pun dicabut. Dari sini, penonton diberi tahu bagaimana pemerintah (negara) berperan dalam hidup Dominika.

Ulasan Film: Red SparrowVanya (Matthias Schoenaerts) dan Dominika (Jennifer Lawrence). (Foto: Courtesy of Twentieth Century Fox)
Pamannya Vanya (Matthias Schoenaerts), seorang deputi direktur SVR, agen intelijen Rusia menawarinya jalan keluar; membantunya menjalankan misi khusus: membela negara. Tak punya pilihan, Dominika mengambil risiko.

Dari satu misi, ia kemudian diteruskan masuk sekolah khusus School State 4, di mana para siswa terlatihnya disebut Sparrow. Di sini ia berlatih kemampuan dasar yang paling utama: yakni memanipulasi lawan. Termasuk 'pelajaran' memanipulasi pria melalui tubuh. 

Ujung dari misi ini adalah pertemuannya dengan agen intelijen AS, CIA bernama  Nate (Joel Edgerton) yang di awal cerita punya penggalan beririsan dengan agen intelijen Rusia, SVR. Keduanya bertemu, berkenalan dan curiga. Siapa yang akan memanipulasi siapa? Siapa yang akan mengalahkan siapa?

Dari sini, nasib Dominika makin dipertaruhkan. Adegan demi adegan makin vulgar, dan brutal berseliweran hingga penghujung film. Bagi yang tak kuat menahan adegan penyiksaan, baiknya berpikir ulang untuk menontonnya.

Ulasan Film: Red SparrowDominika (Jennifer Lawrence) dan Nate (Joel Edgerton). (Foto: Courtesy of Twentieth Century Fox)
Brutal Menyesakkan

Red Sparrow diangkat dari buku yang ditulis Jason Matthews, mantan agen intelijen AS, CIA yang dinilai mengetahui tentang trik antar spionase dunia. Termasuk akan trik mata-mata antara AS dan Rusia.

Sutradara Francis kemudian membuat film ini penuh darah, yang menjadi asosiasi kenapa kemudian ia beri judul 'Merah'. Satu insiden pembunuhan berujung ke pembunuhan berikutnya, yang berdarah-darah, sadis dan brutal. Ada adegan penyiksaan seperti memukul dengan keras, setruman listrik, atau menguliti yang membuat rasa ngeri.

Tak hanya memacu adrenalin karena perburuan, dan rasa penasaran akan siapa menipu siapa, film ini juga tak ragu menawarkan adegan vulgar akan aktivitas seks dan tanpa busana. Hanya saja, di Indonesia, adegan ini beberapa kali mengalami sensor. Dan beberapa 'cut' adegan ini cukup kentara dan 'menyesakkan.'

Ulasan Film: Red SparrowDominika di sekolah khusus 'Sparrow'. (Foto: Courtesy of Twentieth Century Fox)
Yang membuat penonton bertahan selama 2 jam 20 menit durasi film bisa jadi akting Jennifer Lawrence. Baik sebagai Dominika Egorova atau Katerina (nama samaran), ia bermain dengan meyakinkan, terutama saat menghantarkan adegan menari di atas panggung balet, menggoda dengan menanggalkan busana, hingga aksi kekerasan merobohkan lawan.

Hanya saja, chemistry-nya dengan Joel Edgerton agak terasa 'hambar' dan kurang. Keduanya seperti sibuk dengan isi kepala masing-masing dan seolah 'berjarak.'

Di luar itu, ada satu adegan menarik yang diperankan Mary-Louise Parker sebagai Boucher, pejabat tinggi senator AS yang penuh humor dan sekaligus menegangkan. Aktingnya yang luwes membuat penggalan kisah ini menjadi 'penghibur' yang asik.

Menonton film Red Sparrow akan merasakan nuansa yang bisa dibilang seperti Bourne daripada Bond. Meski tangguh dan tak mudah dikalahkan, Dominika Egorova punya sisi sentimental yang membuatnya terasa nyata dan lebih manusiawi. Di bagian ini, film thriller-spy ini menjadi menarik untuk ditonton. (rah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER