Jakarta, CNN Indonesia -- Panggung yang sebelumnya diterangi tata cahaya seketika gelap. Bersamaan dengan itu, alunan rekaman musik yang sejak 45 menit terakhir menemani, terhenti.
Teriakan terdengar dari penonton di paling depan. Mereka bisa melihat panggung secara langsung. Sekelebat bayangan dua sosok berseliweran, sepertinya mulai terlihat.
Benar saja, perlahan tata cahaya panggung menyala, diiringi intro lagu
Sick Boy.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepat pukul 22:04 WIB, duo DJ The Chainsmokers naik ke atas panggung JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Sangat tepat waktu. The Chainsmokers memang dijadwalkan tampil pukul 22.00 WIB, setelah penonton dihibur DJ Jenja, Weird Genius, Alffy Rev, dan Dipha Barus.
Andrew Taggart langsung ke meja DJ. Alex Pall naik ke atas meja sembari mengambil mikrofon. Ponsel-ponsel pun langsung teracung untuk merekam aksi mereka.
"Jakarta, angkat tangan kalian. Kami The Chainsmokers. Jakarta, Indonesia, kami merasa senang bisa kembali," kata Alex menyapa penggemar yang tentu saja disambut histeria.
Kurang lebih satu setengah jam The Chainsmokers tampil tanpa henti. Lagu demi lagu sambung menyambung menjadi satu. Durasi wajar untuk penampilan DJ yang tak butuh banyak tenaga.
Grup yang terbentuk pada 2012 ini banyak membawakan lagu remix.
Seperti
Last Resort milik Papa Roach,
When You Were Young milik The Killers,
Jump milik Major Lazer feat Busy Signal dan
God's Plan milik Drake. Masing-masing dibawakan dengan meriah. Setiap musik mereka mengajak penonton bergoyang maupun melompat.
Sayang tak semua lagu remix dibawakan dengan baik. Lagu
We Will Rock You milik Queen,
Love Your Self milik Justin Bieber dan
Zombie milik The Cranberries yang dibawakan terasa tidak menyatu dengan musiknya. Mereka seakan hanya ingin menarik perhatian penggemar lewat lagu yang sangat hit. Namun, strategi itu sepertinya berhasil dengan baik.
 Foto: CNNIndonesia/Safir Makki |
Penonton tetap ikut berjoget sembari menyanyikan lagu. Beberapa kali The Chainsmokers mematikan musik mereka secara mendadak hanya untuk mendengar nyanyian penonton.
"Kami ingin kalian membuat sedikit keributan!" begitu mereka menyemangati penonton.
Tentu saja The Chainsmokers tak lupa membawakan lagu karya sendiri seperti
Everybody Hates Me, Inside Me, Don't Let Me Down dan
All We Know. Mereka juga membawakan lagu
Something Just Like This yang digarap bersama Coldplay. Penataan lagu itu terbilang bagus.
Di awal, penonton langsung diajak terlibat lewat
Don't Let Me Down. Tak penuh memang, tapi itu cukup membuat penonton yang baru mengenal The Chainsmokers lewat lagu-lagu kolaborasi mereka dengan musisi lain seperti Daya pun melonjak kegirangan dan ikut menyanyi.
Di tengah, mereka sisipkan
Paris dan
Something Just Like This. Tanpa dikomando, penonton koor membantu Andrew dan Alex menyanyikan "
if we go down, then we go down together" dan "
just something I can turn to somebody I can kiss, I want something just like this."
Selain itu, mereka juga membawakan lagu dengan lirik banyak seperti
Roses, Break Up Every Night dan
You Owe Me. Suara asli Andrew tak terdengar karena banyak menggunakan efek.
 Foto: CNNIndonesia/Safir Makki |
Suaranya baru jelas terdengar saat menyanyikan bagian akhir
Bloodstream tanpa iringan musik. Dendangan musisi berusia 28 tahun itu terdengar sumbang.
Setelah hampir satu setengah jam, The Chainsmokers menutup penampilan dengan kembali membawakan
Sick Boy, tanpa remix. Andrew kembali bernyanyi dengan efek. Ia kemudian menyudahi penampilannya dengan kata-kata sederhana, "Jakarta, terima kasih!"
Lampu panggung mendadak padam kembali.
Pengujung yang seakan tak puas pun sempat meneriakkan "
we want more." Beberapa seakan tak percaya itu adalah akhir dari penampilan sang DJ asal Amerika. Namun permintaan itu sesaat tak dikabulkan. Panggung tetap gelap. Setelah sekitar dua menit, Andrew pun kembali.
Kali ini ia membawakan lagu yang paling ditunggu,
Closer, yang sempat dibawakan sepenggal di awal. Lagu itu sekaligus menutup penampilan mereka. Namun, lagu itu sempat dibawakan dengan cara berbeda dari biasanya. Andrew bernyanyi di bagian awal tanpa diiringi musik.
Itu bak senjata makan tuan bagi The Chainsmoker. Lagi-lagi suara Andrew terdengar sumbang.
Untungnya, lagi-lagi itu tak jadi masalah bagi penonton. Mereka tetap menyanyi sambil berjoget, dengan ponsel teracung untuk mengabadikan aksi Andrew dan Alex yang diiringi efek cahaya serta visual yang sangat bagus di layar besar di belakang meja DJ.
[Gambas:Youtube]Jika dibandingkan dengan dua aksi The Chainsmokes di Indonesia sebelumnya, penampilan kali ini menang jauh lebih meriah dan lebih ramai pengunjung. Momennya memang berbeda. The Chainsmokers kini sudah jadi musisi 'komersial' yang banyak ditunggu penggemar.
Tapi tetap saja, suara sumbang Andrew bagai nila setitik dalam konser yang meriah itu.
Beruntung penampilan mereka terbantu visual serta tata lampu yang sangat apik. Dentuman musik pun lebih terasa. Di sela-sela penampilan, ada luncuran kembang api dari panggung. Penampilan pun ditutup dengan kembang api besar di langit dan tembakan confetti.
"Jakarta, kami The Chainsmokers dan kalian luar biasa!" ucap Andrew berpamitan.
(rsa)