Jakarta, CNN Indonesia -- Musisi Candra Darusman berkarier dalam belantika musik Indonesia sejak 1978. Asam garam dalam bermusik sudah ia rasakan dan banyak pelajaran ia berikan.
Walau kini sibuk bekerja di World Intellectual Property Organization (WIPO), Candra masih mengikuti perkembangan musik Indonesia. Ia menilai musik Indonesia berkembang dengan baik.
"Musisi Indonesia pantas
go international, ada banyak musisi, saya enggan bisa sebut salah satu. Tapi yang menjadi kedala harus tinggal di luar negeri, karena infrastruktur [untuk menembus pasar internasional] ada di sana," kata Candra saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musisi asal Bandung ini menyebut nama penyanyi Anggun C. Sasmi, yang sempat tinggal di Prancis, sebagai salah satu contoh. Sejak itu, Anggun berhasil merilis lima album berbahasa Inggris dan Prancis yang dirilis di berbagai negara.
Belakangan, kiprah Anggun di kancah internasional kembali menorehkan prestasi. Karya musik terbarunya yang berjudul
What We Remember baru saja menjadi salah satu dari 10 Lagu Paling Top kategori Dance Club di Billboard.
Pencapaian itu didapat Anggun setelah lagunya berada di tangga lagu selama tujuh minggu. Hal tersebut pun menjadikan Anggun sebagai artis wanita kelahiran Indonesia pertama yang berhasil mencapai hasil segemilang itu di AS.
Candra juga menilai keputusan rapper Rich Brian meninggalkan Indonesia dan menetap di Los Angeles, AS merupakan keputusan tepat. Kini Brian sudah merilis album perdana bertajuk
Amen yang sempat memuncaki tangga lagu di beberapa negara.
"Selain itu juga ada Joey Alexander," kata Candra.
Candra menjelaskan musisi Indonesia yang ingin merangsek masuk ke pasar dunia tak perlu memikirkan penggunaan bahasa untuk lirik. Menurutnya, musisi bisa saja menembus pasar internasional tanpa menggunakan lirik bahasa Inggris, walau lirik berbahasa Inggris terkadang jadi jembatan untuk mencapai hal itu.
"Tapi musik bahasa universal dari hati ke hati, bukan otak ke otak. Hati enggak kenal bahasa, bunyi saja. Band Korea pakai bahasa Korea, banyak yang nyanyi di sini," kata Candra.
Meski begitu, Candra mengingatkan musisi Indonesia tidak perlu takut bila ingin menjajaki pasar global. Menurutnya, Indonesia adalah salah satu pasar musik terbesar di dunia karena penduduknya yang mencapai 250 juta jiwa.
"Bangsa kita mudah menerima hal dari luar yang dikombinasikan dengan unsur dalam negeri, termasuk dari segi musik. Dengan begitu musisi tumbuh dengan sendiri," kata Candra.
(res)