'Tersesat' dalam 'Labyrinth' Cinta Soft Blood

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Selasa, 10 Apr 2018 05:55 WIB
Band Soft Blood merilis mini album bertajuk 'Labyrinth' setelah tiga tahun terbentuk. Isinya banyak bicara soal cinta, termasuk lagu 'Labyrinth' itu sendiri.
Band Soft Blood merilis mini album setelah tiga tahun terbentuk. (Screenshot via instagram (@softbloodmusic))
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah tiga tahun terbentuk, Soft Blood merilis mini album bertajuk Labyrinth. Band beraliran jangle pop ini merilis mini album dengan format fisik dan digital, di bawah naungan Misashi Records.

Band yang digawangi Andri Cahyaningtyas (vokal/synth), Dini Lestari (bas), Mirza Pahlevi Wardhana (vokal/gitar), Rizal Taufikkurohman (gitar) dan Surya Fikri alias Kuya (drum) ini banyak membicarakan soal cinta pada karyanya.

Kuya mengatakan maksud dari Labyrinth sendiri juga berkaitan dengan cinta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Labyrinth itu ibarat orang yang sesat dalam percintaan dan butuh bimbingan. Selain judul mini album, Labyrinth juga salah satu lagu kami dalam mini album," kata Kuya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (9/4).

Mini album ini berisikan enam lagu, yaitu Labyrinth, The Shangri-La's Journey, Epitaph, Hold Me, Empty Road dan Your Tee. Pada 2017 lalu Epitaph sudah dirilis sebagai lagu yang disusul dengan perilisan video musik pada Desember lalu.

Kuya menjelaskan, Labyrinth dijadikan judul mini albumnya karena ia seperti benang merah dari lagu-lagu lain yang juga membicarakan soal cinta. Ada yang bahagia, juga menyedihkan.

[Gambas:Instagram]

The Shangri-La's Journey misalnya, disebutkan Kuya, bercerita tentang keinginan perjalanan menuju tempat yang bahagia bersama pasangan tepat. Sementara Epitaph soal menunggu.

"Bisa mennggu soal kepastian atau apa pun," kata Kuya.

Secara efektif Soft Blood menghabiskan waktu enam bulan untuk merampungkan mini album Labyrinth. Alvin Baskoro yang merupakan personel band Alvin & I didapuk untuk mixing dan mastering mini album tersebut.

[Gambas:Youtube]

Soft Blood merupakan band yang dibentuk di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat pada 2015. Mirza yang menjadi vokalis sekaligus gitaris, adalah motor di balik terbentuknya band itu.

Pada 2010, ia membentuk band bernama Salford Lads Club, namun bubar pada 2015. Ia kemudianmembuat proyek solo bernama Young Swansea, yang menjadi cikal bakal Soft Blood.

"Young Swansea isinya materi-materi Soft Blood, kalau solo proyek enggak ada bedanya. Akhirnya ngajak mereka [personel Soft Blood]," kata Mirza dalam video perkenalan Soft Blood yang diunggah Nanaba Records pada Maret lalu.


Musik Soft Blood terbentuk karena referensi sejumlah musisi yang mereka dengar. Di antaranya adalah Alex Calder, Mac Demarco, Homeshake, Beach Fossils dan Wild Nothing. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER