Jakarta, CNN Indonesia -- Usai membuka diri dengan mengizinkan keberadaan bioskop di negaranya, Pemerintah Kerajaan
Arab Saudi kini mulai mengincar sineas internasional untuk syuting di negara tersebut.
Pemerintah mengaku akan memberikan insentif kepada studio Hollywood bila syuting di negara tersebut dan menggunakan kru lokal. Bentuknya, diskon pajak mulai 35 persen untuk penggunaan lokasi syuting di Arab Saudi.
Hal ini dilakukan untuk mendukung peningkatan industri film dan televisi mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pemerintah Arab Saudi juga memberikan potongan pajak 50 persen bila studio menggunakan kru ataupun pemain lokal. Bahkan, pemotongan pajak ini adalah disebut yang paling sedikit. Sehingga, ini memungkinkan pemberian diskon lebih besar.
"Ini jelas bagian dari pesan utuh bahwa Saudi kini terbuka untuk bisnis [perfilman]," kata CEO Badan Otoritas Umum Kebudayaan Arab Saudi, Ahmad Al-Mezyed, kepada industri perfilman di Cannes Film Festival.
"Kami penuh atas kisah yang telah ada sejak ribuan tahun lalu," katanya. "Beberapa telah diketahui [dunia], dan sebagian lainnya belum,"
Kebijakan ini menjadi kelanjutan upaya reformasi ekonomi Arab Saudi yang mulai beralih dari minyak ke industri kreatif.
Sebelumnya, negara di Semenanjung Arab ini memulai reformasi dengan pencabutan larangan bioskop pada tahun lalu.
Pencabutan tersebut membuahkan hasil dengan pembukaan jaringan bioskop pertama dari Amerika Serikat, AMC, di Arab Saudi, yang sekaligus bioskop modern pertama di negara itu dalam tiga dekade terakhir.
Namun, kebijakan pemberian insentif dari Arab Saudi tersebut masih menimbulkan pertanyaan di benak industri Hollywood.
Al-Mezyed dibombardir pertanyaan mengenai kebijakan Saudi terhadap pakaian terhadap kru perempuan atau film dengan muatan LGBT yang dianggap ilegal di negara tersebut.
Seperti diberitakan
Variety, Al-Mezyed menyebut pedoman peraturan mengenai izin kru film asing di Arab Saudi masih disusun meskipun menyebut "perubahan besar" di negara tersebut sedang berlangsung.
Diketahui, Bukan hanya Arab Saudi yang tengah berjuang mendatangkan studio dan sineas internasional untuk syuting di negaranya. Sebelumnya, Australia juga menawarkan hal serupa melalui pemotongan pajak mulai dari 16 hingga 30 persen.
(arh)