Jakarta, CNN Indonesia -- Legenda Marvel
Stan Lee diketahui menggugat perusahaan yang pernah ia bangun, POW! Entertainment sebesar US$1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun atas dugaan penipuan dan penyalahgunaan nama.
Dalam dokumen gugatan yang diajukan ke Los Angeles County Superior Court, tercantum bahwa Stan Lee menuduh CEO POW! Entertainment Shane Duffy dan salah satu pendiri lainnya, Gill Champion gagal memenuhi permintaan Lee atas keterbukaan penjualan perusahaan tersebut ke Camsing International pada 2017 lalu.
Stan Lee menyatakan mereka mengambil keuntungan dari namanya pada saat ia tengah berduka ketika sang istri meninggal, bersamaan dengan ia mengalami penyakit degenerasi makula yang mempengaruhi penglihatannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencipta sebagian besar karakter Marvel tersebut menuduh pimpinan POW! Entertainment telah menipunya untuk menandatangani perjanjian palsu yang memberikan hak eksklusif kepada perusahaan itu untuk menggunakan nama dan identitas Stan Lee.
Menurut gugatan tersebut, Lee mengaku tidak dapat membaca dokumen yang diajukan kedua pemimpin perusahaan tersebut akibat penyakit mata yang ia derita.
Ditambah, dia tidak mengingat seseorang membacakan dokumen tersebut untuknya sehingga menduga tanda tangannya mungkin telah dipalsukan, disalin, atau digandakan.
"Sebagai tambahan, POW! mengambil alih akun media sosial personal Lee, termasuk Facebook, Instagram, dan Twitter. Dengan demikian, ini meniru Lee sebelum 15 juta pengikut di seluruh dunia," tulis gugatan tersebut.
AFP menyebutkan tidak ada tanggapan dari pihak POW! Entertainment atas gugatan tersebut. Namun pada April, perusahaan itu mengeluarkan pernyataan keprihatinan untuk Lee atas pemberitaan dia adalah korban atas kasus pelecehan.
"Kami di POW! Entertainment sangat bangga dengan kelanjutan pekerjaan kami untuk membuat konten baru Stan Lee dan karakter-karakternya yang sekaligus menjaga warisan penutur terhebat di zaman kita," kata pernyataan perusahaan tersebut kala itu.
[Gambas:Youtube]"Kami juga penggemar dan membagikan kekaguman dan cinta masyarakat yang telah angkat suara secara tulus untuk kebahagiaan Stan," lanjutnya.
Kala itu ada Stan Lee menjadi pusat pemberitaan usai terapis Maria Carballo menuduh pria 95 tahun itu telah menyentuhnya secara tidak pantas dan melakukan pelecehan seksual.
Pengacara Lee, Jonathan Freund kemudian membantah tuduhan tersebut ketika kepada media
Chicago Tribune.
Sebelumnya Stan Lee juga menghadapi hal serupa. Pada Januari,
Daily Mail memberitakan kabar pelecehan seksual atas seorang perawat yang merawat Lee di rumahnya di Los Angeles.
(end)