Netizen Ribut Soal Iqbaal 'Lebih Terkenal' Dibanding Pram

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Senin, 28 Mei 2018 10:50 WIB
Komentar yang berisi penilaian netizen bahwa Pramoedya Ananta Toer tak lebih terkenal dibandingkan Iqbaal Ramadhan menimbulkan kegemparan di media sosial.
Komentar yang berisi penilaian netizen bahwa Pramoedya Ananta Toer tak lebih terkenal dibandingkan Iqbaal Ramadhan menimbulkan kegemparan di media sosial. (Dok. Pribadi Pramoedya Ananta Toer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring dengan pengumuman pemeran film Bumi Manusia yang diangkat dari karya sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer, nama sang penulis pun menjadi bahan perbincangan netizen.

Kehebohan netizen bermula ketika beredarnya sejumlah komentar yang menilai bahwa Pram adalah penulis baru dan 'beruntung' karyanya diperankan oleh Iqbaal Ramadhan di film Bumi Manusia.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai komentar mulai dari nyinyir hingga kocak pun berhamburan di media sosial menanggapi pernyataan fenomena ketidaktahuan soal Pram yang kadung viral di internet tersebut.

















Namun tak sedikit netizen ikut berkomentar dengan bijak dan menanggapi ketidaktahuan soal Pram di mata generasi milenial adalah sebuah kewajaran.







Ada pula netizen yang mengulas upaya mengangkat novel Bumi Manusia yang merupakan karya pertama dari Tetralogi Buru tersebut menjadi film.







Bumi Manusia merupakan buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pram yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada 1980. Buku ini ditulisnya ketika masih diasingkan di Pulau Buru bersama ribuan tahanan politik lainnya karena dicap sebagai Komunis.

Bumi Manusia bercerita tentang Minke, salah satu anak pribumi yang sekolah di HBS. Pada masa itu, yang dapat masuk ke sekolah HBS adalah orang-orang keturunan Eropa. Namun Minke, selain anak pesohor, juga pribumi yang pandai. Ia sangat piawai menulis.

Melihat kondisi di sekitarnya, Minke tergerak untuk memperjuangkan nasib pribumi melalui tulisan, yang menurutnya membuat suaranya tidak akan padam ditelan angin.


Bumi Manusia pun mulai masuk tahap produksi. Syuting akan dimulai Juli mendatang. Lokasi syutingnya, kata Hanung, 50 persen mengambil di studio yang terletak di Desa Gamplong Yogyakarta dan selebihnya di Semarang, bahkan sampai Belanda.

Salman Aristo membantu Hanung sebagai penulis naskah.

Pramoedya Ananta Toer sendiri merupakan sastrawan dan penulis yang dianggap salah satu pengarang paling produktif dalam sejarah sastra Indonesia.

Ia telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke lebih dari 41 bahasa asing.

Pram lahir dengan nama asli Pramoedya Ananta Mastoer di Blora, 6 Februari 1925, kala cengkeram kolonial Belanda di Indonesia masih kuat. Ia lahir dari sebagai anak sulung dari ayah seorang guru dan ibu seorang penjual nasi.


Tulisan Pram terkenal 'pedas' di mata pemerintah, baik sejak Orde Lama hingga Orde Baru. Pram kerap dengan gamblang membeberkan kondisi masyarakat yang sengsara.

Karena tulisannya pula, Pram kerap ditahan oleh pemerintah bahkan karyanya dilarang beredar. Ia pernah ditahan tiga tahun oleh pemerintah kolonial, satu tahun oleh Orde Lama, dan 14 tahun oleh Orde Baru.

Ia pun kerap diajukan sebagai kandidat kuat untuk penerima Nobel Sastra dari Indonesia dan Asia Tenggara.

Salah satu penahanan Pram yang paling terkenal adalah ia dibuang ke Pulau Buru. Namun justru di sana, ia menghasilkan empat novel ikonis Tetralogi Buru, termasuk Bumi Manusia. (end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER