Jakarta, CNN Indonesia -- Warga
Korea Utara yang melarikan diri ke Korea Selatan menyebut bahwa sejumlah artis K-Pop populer di negaranya, termasuk
BTS dan
Red Velvet. Namun, karena mengonsumsi produk
Hallyu dilarang, mereka pun membuat kode khusus untuk menyebut nama grup itu.
Pada Kamis (12/7), bekas warga Korea Utara yang kini menjadi penyiar Han Song Yi menjadi bintang tamu di acara radio
Ji Suk Jin's 2 O'Clock Date di FM4U MBC. Dia bercerita tentang bagaimana popularitas grup K-pop di bekas negaranya.
"Seorang teman broker saya di China mengatakan bahwa BTS amat terkenal di Korea Utara," ujar Han Song Yi seraya memulai cerita, mengutip
Newsen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka [warga Korea Utara] tidak memanggil Bulletproof Boys [kepanjangan nama asli BTS], melainkan Bulletproof Backpacks [ransel antipeluru]. Mereka bertanya kepada orang-orang, 'Pernahkah kalian mencoba ransel antipeluru?' yang merupakan kode untuk mengatakan bahwa mereka telah mendengarkan lagu-lagu BTS," paparnya.
"Banyak skuat keamanan yang mengontrol hal-hal yang berhubungan dengan Hallyu [gelombang budaya Korea] belakangan ini, jadi warga harus menggunakan kode seperti ini," kata Han Song Yi.
Ia lalu menuturkan, "Mereka bertanya kepada saya lagu apa yang ada di album terbaru BTS, jadi saya mengatakan kepada mereka saya paling suka
Fire. Namun mereka bilang sudah menontonnya, jadi saya kaget."
[Gambas:Youtube]Ji Suk Jin pun bertanya mengenai popularitas Red Velvet yang baru-baru ini tampil di hadapan warga Korea Utara dan pemimpinnya,
Kim Jong Un di Pyongyang.
"Iya, mereka tampil. Mereka terkenal," jawab Han Song Yi seraya terkekeh, dikutip
TV Daily.
"Meski demikian, orang Korea Utara tidak tahu apa arti
Red Flavor [judul lagu Red Velvet], jadi saya mengatakan kepada mereka itu rasa selai stroberi," imbuhnya.
Han Song Yi juga mengungkapkan bahwa belum lama ini dia berbincang dengan temannya di Korea Utara dan bertanya mengenai pertukaran mata uang.
"Saya pikir karena pertemuan Korea Utara dan Selatan, serta Korea Utara dan Amerika berjalan dengan baik, jadi itu artinya ekonomi akan menjadi lebih baik juga," tuturnya.
(res)