Jakarta, CNN Indonesia -- Telah menyandang status sebagai salah satu seleb medsos sejak 2009, Arief Muhammad alias @poconggg tahu betul seluk beluk kehidupan menjadi pusat perhatian di dunia maya. Baginya, menjadi pusat perhatian itu punya beban moral.
"Semakin banyak
followers, tanggung jawab semakin besar. Beberapa orang yang mikir 'ya itu bukan tanggung jawab gue,
followers gue mau ngapain ya salah mereka.' Enggak begitu, kalau sudah memutuskan main media sosial dan
followers banyak, mau enggak mau satu paket sama tanggung jawab," ungkapnya.
"Memang bukan tanggung jawab kita untuk mendidik mereka, ya cuma kita bertanggung jawab untuk enggak menambah masalah orang lain, enggak menambah masalah orang tua mereka karena anaknya nonton aneh-aneh di video
lo, enggak menambah masalah pergaulan mereka."
Arief sendiri tidak menampik bahwa hal-hal yang berbau sensasional memang lebih laku dan menarik banyak perhatian khalayak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasti, pasti mau di mana aja kalau beritanya semakin aneh semakin negatif, yang nonton semakin banyak. Cuma yang mesti diingat,
emang mau dikenal karena berita jelek, karena sesuatu yang aneh? Dan viral itu pasti hilangnya cepat banget," katanya,
Arief menilai lebih baik menjadi seleb di media sosial dengan berproses, dikenal secara perlahan. Dan terutama, dikenal karena hal-hal positif, bukan dengan sensasi karena membuat masalah.
Di samping itu, dia juga menyarankan pengguna media sosial harus menerapkan aturan kehidupan nyata di dunia maya, seperti bertingkah sopan saat bertemu fan.
"Jadi pakai aturan dunia nyata di dunia maya itu lebih menyenangkan," tambah Arief.
Arief telah aktif di dunia maya sejak membuat akun Twitter pada Agustus 2009. Kala itu, ia masih memperkenalkan diri di balik akun anonim bernama @poconggg dan mendulang
follower berkat tulisan-tulisan kegalauannya.
[Gambas:Instagram]Masih berbasis kata-kata, Arief kemudian membuat situs sendiri yakni poconggg.com, setahun setelahnya.
Selepas dari Twitter dan blog, Arief kemudian berkolaborasi dengan penulis Raditya Dika, kemudian selebtwit lainnya seperti Benazio Rizki Putra (@benakribo), dan Alitt Susanto (@shitlicious) membuat situs Nyunyu.com.
Lewat situs itu, mereka berbagi soal tips atau artikel kehidupan sehari-hari yang juga memuat konten seperti foto dan video. Dari sana, Arief mengatakan bahwa dirinya belajar banyak soal video yang kemudian menjadi bekal sebagai vlogger.
Kini, pria 27 tahun itu berfokus untuk membuat konten pada dua platform Instagram dan Youtube.
Jengkel dengan NetizenSembilan tahun aktif di dunia maya, Arief mengklaim sudah banyak merasakan asam garam medsos. Secara umum, ia bahagia menjalani pilihan karier ini karena ada banyak hal positif yang bisa ia bagikan, meski yang membuat ia jengkel adalah tingkah laku warganet alias
netizen.
"Yang gue sedih orang
attitude-nya di media sosial itu beda dengan di dunia nyata. Padahal harusnya diperlakukan sama. Dan gue yakin yang komentar [negatif] dan
rese di media sosial, gue yakin di dunia nyata enggak
gitu-gitu amat kalau ketemu orangnya langsung," katanya.
Tercatat sebagai 'senior' di dunia seleb media sosial, Arief juga masih memantau perkembangan terkini dunia maya tersebut, termasuk ketika muncul kisruh 'meet and greet' yang menyeret nama Bowo Alpenliebe.
Menurut Arief, tak ada yang salah bila seorang seleb medsos mengadakan acara temu dengan penggemarnya, termasuk mematok biaya untuk kegiatan tersebut.
[Gambas:Instagram]Arief menilai hubungan seleb medsos dengan penggemarnya tak jauh beda dengan pesohor asli di dunia nyata, fan adalah pasar bagi seleb dan seleb adalah hiburan bagi penggemarnya.
Namun ia kurang sepakat bila acara tersebut hanya sekadar foto alih-alih memberikan manfaat lebih kepada penggemar.
"Menurut gue kalau udah ketemu kenapa enggak sekalian
sharing. Kalau gue lebih memilih kasih
talkshow, seminar, atau
workshop, jadi ada ilmu yang gue kasih ke orang yang suka sama gue. Enggak cuma foto doang," kata Arief Muhammad yang kerap berbagi soal digital, mesia sosial, kewirausahaan, serta di bidang kreatif ini.
(end)