Film
Si Doel Anak Modern ini mendapatkan kesuksesan besar pada eranya. Sjuman Djaya sukses merekrut Benyamin Sueb menjadi sosok Doel dengan lawakan alaminya yang mampu membuat penonton tertawa terbahak-bahak.
Pun Sjuman merekrut nama besar lainnya, Christine Hakim sebagai Kristin dan Achmad Albar sebagai kekasih Kristin.
Dengan racikan cerita dari Sjuman dan dibantu oleh Wim Umboh dan kegeniusan Benyamin Sueb menghidupkan karakter Doel, film ini tercatat sebagai film terlaris ke-lima di Jakarta dengan penjualan tiket mencapai 92.251, angka yang cukup besar kala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Film ini juga memberikan Benyamin Sueb sebuah Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 1977 sebagai Pemeran Pria Terbaik, dan dua Piala Citra untuk Sjuman Djaya atas kategori Sutradara Terbaik serta Skenario Asli Terbaik.
Menurut buku
Benyamin S: Muka Kampung Rezeki Kota (2005) karya Ludhy Cahyana dan Muhlis Suhaeri, Benyamin Sueb memainkan peran penting dalam kesuksesan film ini, selain faktor tangan dingin Sjuman Djaja.
"Sjuman berpendapat Ben memiliki kesadaran dalam menghayati cerita dan karakter dalam peran-peran serius. Itu sudah menjadi modal utama sutradara untuk mengarahkan Ben," kata Ludhy dan Muhlis.
Si Doel The Movie (2018)Selang 42 tahun sejak
Si Doel Anak Modern, kisah si anak Betawi Doel kembali ke layar lebar. Namun kali ini bukan perpanjangan dari
Si Doel Anak Modern ataupun
Si Doel Anak Betawi (1972), meski pemerannya ada yang sama.
Kali ini, Doel yang muncul ke layar lebar adalah Kasdoellah yang tenar dari kisah sinetron
Si Doel Anak Sekolahan (1994-2003). Menurut buku
Benyamin S: Muka Kampung Rezeki Kota (2005) karangan Ludhy Cahyana dan Muhlis Suhaeri, sinetron itu terinspirasi oleh novel
Si Doel Anak Betawi. Rano pun mengakuinya.
Rano mengaku terilhami cerita novel yang ia baca saat dirinya berusia delapan tahun itu. Namun kisah novel yang hanya berhenti kala Doel alias Abdoel Hamid lulus Sekolah Rakyat (SR) yang setara SD tersebut mengganjal di benak Rano.
 Dalam 'Si Doel The Movie,' Si Doel, Mandra dan Hans terbang ke Belanda. (Dok. Falcon Pictures) |
"Waktu kecil saya protes, Si Doel harus [lanjut] SMP. 17 Tahun
Si Doel Anak Sekolahan itu ada di kepala saya, baru saya tulis," kata Rano.
Sinetron itu mengisahkan seorang anak sulung dari keluarga Sabeni yang merupakan lulusan sarjana teknik dan dididik oleh ayahnya untuk menjadi 'orang'. Namun yang berjalan, masyarakat lebih banyak mengenal kisah percintaan Doel dengan dua wanita yang sama-sama jatuh cinta kepadanya, Sarah dan Zaenab.
Kisah itu berakhir pada episode 124 dalam musim ke-enam, dengan ujung Doel menikah dengan Sarah dan Zaenab menikah dengan pria yang mempersuntingnya.
Tapi cerita cinta rumit antara Doel, Sarah, dan Zaenab tidak berakhir. Pada serial televisi
Si Doel Anak Gedongan (2005), Zaenab dan suaminya harus bercerai usai Zaenab keguguran.
Sedangkan Sarah dan si Doel menghadapi guncangan rumah tangga akibat Doel membantu Zaenab menghadapi masalahnya. Bantuan Doel itu berujung pada minggatnya Sarah ke Belanda karena cemburu buta kepada Zaenab.
Pada film televisi
Si Doel Anak Pinggiran (2011), Doel masih menantikan Sarah kembali. Namun faktanya, ia terus berada dalam dilema karena Sarah tak pernah memberikan kabar. Hingga akhirnya, Doel pun menikahi Zaenab.
Namun masalah tersebut ternyata masih menggantung, terutama akan nasib anak Doel dan Sarah, dan nasib Zaenab yang menjadi istri kedua Doel sedangkan pria itu masih mencintai Sarah.
Polemik itu lah yang kemudian menjadi landasan
Si Doel The Movie (2018). Secara garis besar cerita, pengembangan film ini lebih berat pada kisah cinta segi tiga antara Doel, Sarah, dan Zaenab, alih-alih perjuangan seorang anak Betawi untuk lulus pendidikan dan membantu orang tuanya seperti empat dekade silam.
(end)