Penghargaan Tambahan Bikin Kisruh Anggota Penyelenggara Oscar

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 10 Agu 2018 04:45 WIB
Kekisruhan terjadi antara anggota AMPAS, selaku organisasi penyelenggara Oscar, menyusul keputusan memasukkan kategori baru untuk film populis.
Kekisruhan terjadi antara anggota AMPAS, selaku organisasi penyelenggara Oscar, menyusul keputusan memasukkan kategori baru untuk film populis. (REUTERS/Lucy Nicholson)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan The Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS) selaku penyelenggara Academy Awards atau Oscar untuk menambah kategori baru, yaitu untuk film populer alias komersil ternyata menimbulkan kekisruhan di internal lembaga 90 tahun tersebut.

Sejumlah anggota yang terdiri dari sineas dan berbagai pihak di industri perfilman Hollywood itu disebut kesal dan kecewa bahwa akan ada kategori 'populer' yang dianggap menurunkan kualitas dan prestise penghargaan film tertinggi dunia tersebut.

Bukan hanya menambahkan kategori populer, melalui pengumuman di Twitter, AMPAS menyebut sejumlah perubahan akan ada di Oscar selanjutnya seperti pemotongan durasi menjadi lebih singkat, dan memajukan tanggal penyelenggaraan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Kami benar-benar kesal," kata seorang sineas yang tak ingin disebutkan namanya kepada Hollywood Reporter, menanggapi keputusan final The Academy tersebut.

Sumber tersebut mengatakan bahwa sejumlah spekulasi beredar usai keputusan 'populer' itu dikemukakan, antara lain sejumlah kategori 'kecil' seperti live action, animasi, dan dokumenter pendek akan ikut kena dampaknya.

"Saya jelas mengira kategori seperti sound editing dan mixing akan dipangkas," tambah sumber tersebut. "Atau mungkin editing, mungkin juga [kategori] tata rias,"

"Saya khawatir ini justru akan merendahkan [kualitas Oscar]," kata seorang anggota AMPAS yang berkecimpung di dunia film editing.


"Ini hal besar bagi kami yang 'bukan di kategori utama' untuk mendapatkan penghargaan tersebut. [Penghargaan] itu membuat perbedaan besar dalam karier dan kehidupan kami," lanjutnya, seperti dikutip dari Hollywood Reporter.

Ketidaksetujuan akan keputusan AMPAS yang diumumkan pada tadi malam tersebut juga diungkapkan oleh aktor Rob Lowe. Aktor nominator Golden Globe tersebut mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan penyelenggara Oscar.

"Bisnis film mati hari ini dengan pengumuman film populer Oscar," kata Lowe dalam unggahannya di Twitter. Ia kemudian menyindir kondisi film populer yang selama ini dikuasai oleh film waralaba.

"Ini semakin tidak sehat dalam beberapa tahun terakhir. Film hanya bertahan dari sekuel, film bujet besar, dan penguasaan dari studio tertentu," katanya.


Ucapan Lowe tampak menyindir atas kepemilikan Disney yang masif di industri perfilman Hollywood.

Disney tercatat menguasai hak waralaba Marvel Studios untuk kisah Avengers dan Marvel Cinematic Universe, pun baru-baru ini Disney berhasil mengakuisisi studio 21st Century Fox yang memiliki hak waralaba X-Men Universe dan Deadpool.

Di industri pertelevisian, Disney diketahui memiliki saham di jaringan televisi ABC melalui Disney-ABC Group. ABC merupakan jaringan yang menyiarkan Oscar mulai dari 1976 hingga 2028.

Variety juga menyebutkan bahwa salah satu penyebab protes para anggota AMPAS atas keputusan tersebut adalah tidak adanya keterbukaan kepada seluruh anggota yang berjumlah kurang lebih enam ribu sineas.

"Mereka harus membuka ini kepada semua anggota," kata salah satu anggota AMPAS yang tak ingin disebutkan namanya kepada Variety.

[Gambas:Instagram]

"Mereka [petinggi AMPAS] belum mendengar dari para anggota. Mereka mendengar dari orang yang menjalankan acaranya [ABC]," lanjut sumber tersebut.

AMPAS telah menghadapi hal dilematis terkait jumlah penonton yang terus menurun selama beberapa tahun terakhir. Bahkan laporan penonton Oscar pada 2018 adalah yang terendah dalam sejarah pertelevisian Amerika Serikat.

Menurut data yang diungkap stasiun televisi ABC, hanya ada 26,5 juta penonton di AS yang menyaksikan gelaran berdurasi sekitar empat jam itu secara langsung. Jumlah itu semakin menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

Tahun lalu, jumlah penonton Oscar 32,9 juta orang. Itu yang terendah dalam sembilan tahun terakhir, setelah Oscar mendapat hanya 32 juta penonton pada 2008. Ternyata penonton tahun ini jauh lebih rendah dari itu.

Sejumlah gimik diadakan dalam acara Oscar untuk mendulang penonton.Sejumlah gimik diadakan dalam acara Oscar untuk mendulang penonton. (AFP PHOTO / Mark RALSTON)

Namun, angka itu tak bisa dijadikan patokan 100 persen. Sebab data yang dikumpulkan Nielsen hanya untuk penonton televisi konvensional saja, tidak menghitung mereka yang menonton secara digital atau streaming dan mobile.

Temuan ini yang disebutkan oleh Variety mendorong pihak ABC memaksa pihak Academy selama beberapa tahun terakhir untuk 'ikhlas' memangkas durasi dan memasukkan sejumlah film yang dikenal luas oleh publik, demi jumlah penonton.

Selama beberapa tahun terakhir pula, Academy juga melakukan perubahan dalam nominasi Oscar. Beberapa di antaranya adalah menambah batas jumlah nomine kategori utama "Best Picture" menjadi sepuluh film pada 2009.

Keputusan jumlah film itu tergolong terbanyak dibanding penghargaan lain yang berkisar di lima hingga sepuluh nomine. Keputusan Oscar itu juga sebenarnya masih menimbulkan perdebatan.

[Gambas:Youtube]

"Oscar kehilangan kewibawaannya ketika mengubah menjadi 10 nomine Best Picture pada 2009, kemudian pada 2011 ketika mereka membawa [aktris] Dawn Hudson [CEO the Academy saat ini]. Mereka ingin memopulerkan the Academy," kata sumber dalam AMPAS ke Hollywood Reporter.

"Mengubah Oscar menjadi acara variety populer adalah sebuah kesalahan," lanjut orang tersebut.

Dawn Hudson, dalam pernyataannya, mengatakan bertekat menghasilkan acara Oscar yang lebih baik dari pada sebelumnya.

"Kami berkomitmen untuk menghasilkan pertunjukkan yang menghibur dalam tiga jam. Hal itu akan memberikan Oscar akses yang lebih mudah untuk pemirsa di seluruh dunia," kata Hudson. (end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER