Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak pernah mudah berbicara tentang seniman, tak ada garis batas jelas antara ya dan tidak. Ketika hasrat atau hal yang disukai menjadi sumbu, tidak perlu punya band untuk memantik.
Aray Daulay adalah musisi yang dimatangkan pengalaman panggung. Pria yang kerap terlihat menenteng gitar ini berpulang pada Jumat (28/9). Jurnalis musik Adib Hidayat menulis, penyebabnya diduga adalah infeksi paru-paru.
Jejak Aray di musik Indonesia tidak hanya dalam, tetapi juga panjang. Dia tercatat pernah bersama Plastik, Steven and the Coconut Treez, Ray D'Sky serta Daddy and The Hot Tea. Imanez adalah satu nama yang sepertinya sangat mempengaruhi Aray dengan musik reggae.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2014, Aray melepas album solo bertitel
On The Move. Empat tahun kemudian,
Lagu Perjalanan menyusul. Di sini, dia menyanyikan ulang
Sunset yang dulunya milik Imanez.
Kini perjalanan hidup Aray sudah harus usai. Namun karya-karyanya yang khas dan terasa datangnya dari hati, akan tetap abadi.
PlastikPada 1995, bersama Ipang Lazuardi, Iman, Didit Saad dan Alex, Aray melepas debut album
self-titled Plastik. Berada di seberang kubu
Padi dan
Sheila On 7 saat itu, Plastik berhasil jadi band
underdog yang diperhitungkan.
Gaya bermusik gelap dan tutur lirik sehari-hari melengkapi kekhasan vokal Ipang, sampai saat ini Plastik kerap disebut sebagai salah satu band alternatif Indonesia terbaik.
Tahun 1997, Plastik merilis
Insting, Psiko & Harmoni, disusul
Dengarkan Pada Saat Tenang (1999) dan album
The Best (2003). Mereka tidak pernah mengeluarkan pernyataan vakum atau bubar, melainkan hanya tidak berkarya bersama atas nama Plastik lagi.
[Gambas:Youtube]
Daddy and the Hot TeaSeolah bereinkarnasi, Daddy and the Hot Tea masih mewujudkan semangat Plastik. Wajah dan warna musik yang sama, hanya berbeda kondisi karena proses pendewasaan yang dijalani para personelnya.
Meski mengusung nama baru, Daddy and the Hot Tea masih sering membawakan lagu-lagu Plastik di atas panggung.
Lekat adalah salah satu lagu cinta orisinil Daddy, merayu tetapi tak manja.
[Gambas:Youtube]'Berani' feat Ipang LazuardiRingan dan nyata,
Berani adalah sebuah single dari Aray berkolaborasi dengan teman lamanya, Ipang. Sedikit bernuansa reggae, dilengkapi kesederhanaan video musik hitam-putih, lagu ini menggambarkan kehidupan dengan sangat tepat.
"Tenanglah, santai saja // hidup ini kan perlu ada ceritanya // jalani, jalani semua // jangan berkeluh kesah dan jangan menyerah," kata Aray.
"Nggak mungkin bisa kauhentikan hujan yang sedang turun dari langit // seperti mimpi indah yang kadang belum tentu datang menghampirimu," nyanyi Aray kemudian, berdua bersama Ipang.
[Gambas:Youtube]
'Good Man'Dari album
On The Move, Aray punya
Good Man yang dalam salah satu penampilan panggungnya, disebutnya didedikasikan untuk putranya.
Lagu yang menyentuh, di mana dia menampilkan sisi lain dirinya sebagai seorang
family man.
Anak menjadi fokus Aray dalam lagu lembut ini, visualnya masih hitam-putih namun tepat sasaran, berupa potongan-potongan gambar yang menceritakan kehidupan sehari-hari seorang Aray Daulay.
Nama Didit Saad pun muncul di kredit video musik
Good Man, sekali lagi sebagai bukti persahabatan mereka.
"Walk your talk, I mean what you say // it's what makes you a good man," pesan Aray seraya berayun di atas
hammock.
[Gambas:Youtube]'Aku Dengar'Karya terbaru dari Aray yang dipublikasikan pada Juni lalu, pilihan dari album
Lagu Perjalanan (2018).
Meski bertitel
Aku Dengar, lagu ini justru terasa seperti curahan hati Aray.
"Katakan semua tentang apa yang harus kaukatakan // masih ada ruang untuk titipkan senyuman," ujarnya.
"Larut malam yang baru berlalu biarkan saja // kau terlalu lama berjalan lelah dan tak tertawa // di dalam hati mencari alasan terpercaya // mungkin tahun ini lebih baik dari yang sebelumnya," nyanyi Aray, memetik gitar dengan tenang sebagai intro.
[Gambas:Youtube] (rea/rea)