ULASAN KONSER

Padat Efektif, Penampilan Jamrud di Synchronize Fest 2018

Tim | CNN Indonesia
Senin, 08 Okt 2018 13:37 WIB
Jamrud belum kehilangan taring. Dalam durasi 60 menit, anak-anak Bandung ini masih menyajikan tampilan panggung padat nan menggigit.
Jamrud hadir sebagai pamungkas handal Synchronize Festival 2018 di Jakarta, Minggu (7/10). (Foto: CNN Indonesia/M. Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Surti sumringah arjunanya pulang
Tiga tahun berpisah nyari dana di kota
Mereka melepas rindu di pematang sawah
Hingga malam selimuti desa

Lirik di atas merupakan penggalan lagu Surti Tejo milik Jamrud. Setidaknya, empat baris lirik itu yang paling sering terlintas di otak ketika mengingat Jamrud. Beruntung bisa menyaksikan Jamrud di Synchronize Festival 2018 hari ketiga (7/10).

Band asal Cimahi ini tampil sangat efektif dan padat selama kurang lebih satu jam. Total 10 lagu mereka bawakan dengan apik tanpa cacat, baik vokal Krisyanto atau pun alat musik yang dimainkan personel. Dilengkapi dengan interaksi seperlunya yang terkadang disisipkan sejumlah candaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Entah apa yang Krisyanto lakukan sehari-hari, vokal serak basah masih terdengar sama persis dengan suara yang dulu saya dengar di televisi. Tak lupa ia membawa pengeras suara berwarna putih merah untuk dinyanyikan pada beberapa lagu. Vokal serak basah dan pengeras suara memang dua kombinasi khas Jamrud yang tidak ada duanya.

Kualitas vokal Krisyanto tidak menurun dari awal sampai akhir. Lagu dengan tempo cepat Berakit-rakit, Ayam, Sik Sibatumanikam dan Ningrat ia lahap dengan sempurna. Krisyanto layak mendapat tepuk tangan untuk hal ini, kualitas vokalnya tetap bagus meski sudah berusia 52 tahun.

Sejak awal penampilan Krisyanto sempat memberikan penjelsan akan memainkan lagu yang keras sampai lembut. Hampir setiap pergantin lagu ia dan gitaris Aziz Mangasi Siagian memberikan pejelasan yang berkaitan dengan lagu yang akan dimainkan.

Seperti ketika ia menjelaskan long distance relationship yang langsung disambut lagu Kabari Aku. Pun begitu saat akan membawakan lagu Surti Tejo, lagu yang paling saya ingat dari band yang terbentuk sejak 1984 ini.

"Ganti gitar akustik dulu, kami suka agak gimana kalau ganti akustik, soalnya agak ngeres," kata Aziz.



Ya Surti Tejo memang lagu yang tergolong ngeres. Lagu itu bercerita tentang Tejo yang memaksa Surti untuk berhubungan ranjang. Surti kecewa Tejo bisa berbuat hal itu semenjak sempat tinggal di kota. Sampai akhirnya Surti berlari dan mengacungkan jari tengah yang berarti simbol umpatan dalam budaya negara-negara Barat kepada Tejo.

Selain itu, Aziz sempat berkelar bahwa Krisyanto abis menenggak minuman keras karena lupa lagu apa yang selanjutnya dibawakan. Krisyanto sempat berjalan ke Aziz untuk melihat catatan daftar lagu yang tertempel di lantai panggung. Lagu yang terlupakan Krisyanto adalah ulang tahun.

Suasana yang panas dan beringas seketika beralih perlahan menjadi melankolis ketika Krisyanto mengatakan bahwa musik metal juga membutuhkan cinta. Tak lain dan tak bukan, Jamrud membawakan lagu Pelangi Di Matamu. Tapi, suasana melankolis itu hanya sementara.

Aziz kembali berkelakar soal minuman keras di akhir penampilan, bahkan kali ini ia membahas minuman keras dengan penonton. "Sayang enggak ada air itu, tapi gue rasa kalau begini enggak butuh. Ini mas yang didepan ada air, gue enggak tanggung jawab kalau ada apa-apa," kata Aziz.

Jamrud menutup penampilan dengan membawakan lagu Putri dan Waktuku Mandi. Seperti sedang benar-benar mandi, sejumlah penonton membuka baju. Bahkan ada penonton yang digendong sembari telanjang dada memutar kaus. (adp/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER