Jakarta, CNN Indonesia --
SORE tak lagi sendu. Dua lagu yang baru dirilisnya,
Rubber Song pada November dan
Woo Woo pada Maret, sama-sama bertempo lebih cepat. Tak ada lagi musik-musik mengalun yang mereka nyanyikan di album
Centralismo (2005),
Ports of Lima (2008) dan
Los Skut Leboys (2015).
Perubahan itu diakui oleh vokalis sekaligus gitaris Ade Firza Paloh. Katanya, ia dan kawan-kawan ingin keluar dari zona nyaman, lagu-lagu sendu nan mengalun yang selama ini khas SORE. Namun karya mereka tetap tak keluar dari genre rock Indonesiana.
"Mungkin musik kayak begini sebelumnya enggak pernah keluar dari kami jadi terlihat beda. Lagu
Woo Woo banyak yang bilang mirip lagu
Perfect milik The Smashing Pumkins," kata Ade saat berkunjung ke kantor
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Bukan hanya lebih bertempo cepat, dalam dua lagu yang baru dirilis SORE juga berkolaborasi dengan penyanyi perempuan. Vira Talisa dipilih untuk menyanyi bersama SORE di
Rubber Song, sementara dalam lagu
Woo Woo ada vokal Leanna Rachel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal itu, Ade mengaku memang sengaja mengonsepnya demikian untuk entitas pendek (EP) mereka yang bakal dirilis pertengahan tahun ini. Itu akan menjadi EP ketiga yang dirilis SORE, setelah
Ports of Lima (2008) dan
Sorealist (2013).
Ade menjelaskan, EP itu bakal terasa lebih feminin. Bukan hanya dua lagu yang berkolaborasi dengan penyanyi perempuan, melainkan keenam single yang menjadi isi EP itu.
Dari segi desain pun rasa feminin itu sudah terasa. SORE yang biasa menabrakkan banyak warna pastel dalam kover lagu atau album, kini justru menggunakan warna jambon. Warna itu sudah dipakai untuk kover
Rubber Song dan
Woo Woo.
Ada alasan khusus mengapa EP kali ini dikonsep lebih feminin.
"SORE itu kan orangnya macho-macho, dari dulu tentang kelaki-lakian gitu, kita ingin kasih lihat kalau kita itu hanya bocah. Lagu
Woo Woo itu mengakui bahwa cowok akan selamanya jadi bocah dan selalu butuh perempuan yang merupakan tonggak pilar peradaban," kata Ade.
Ade melanjutkan, "Tanpa kekuatan perempuan, enggak akan ada apa-apa. Kalau di Islam kan lelaki memegang keperkasaan, yang wanita memegang kehormatan dalam peradaban."
SORE mengusung tema perempuan tanpa perlu menyadari bahwa isu itu memang tengah menjadi sorotan dalam lima tahun terakhir ini. Band yang terbentuk sejak 2004 itu tak punya pretensi apa-apa terkait isu yang diusungnya, ketenaran sekali pun.
Soal itu, gitaris Reza Dwi Putranto berkata, "Enggak direncanakan, mengalir begitu saja."
Cerita sisi feminin SORE bisa disaksikan secara streaming dalam acara Music At Newsroom CNNIndonesia.com, Rabu (27/3) esok pukul 14.00 sampai 15.00 WIB.[Gambas:Youtube] (adp/rsa)