Jakarta, CNN Indonesia -- Tak banyak penyanyi atau band asal Irlandia yang berhasil mempertahankan eksistensi sampai hari ini. Tentu, Irlandia punya U2 dan Snow Patrol. Tetapi siapa yang menduga grup vokal
Westlife juga sanggup bertahan setelah 20 tahun?
Nick Byrne, Kian Egan, Mark Feehily, Shane Filan dan Brian McFadden datang di momen yang tepat. Dengan penampilan serba-manis dan bersih, serta lagu-lagu pop ringan yang bertutur tentang cinta, Westlife cepat mengumpulkan basis massa yang umumnya terdiri dari para gadis. Silih berganti dengan Backstreet Boys, NSync, sampai Boyzone, Westlife bisa dikatakan merajai tangga-tangga lagu saat itu.
Sejak debut, Westlife terbilang amat produktif. Mereka merilis album hampir setiap tahun, sejak 2000 sampai 2010. Pada 2019 ini, mereka akan merilis album bertajuk
Spectrum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berangkat dari pertemanan sekolah, Kian Egan, Mark Feehily dan Shane Filan tak pernah berpikir bakal menjadi salah satu grup vokal tersukses dunia. Pada 1997, mereka membentuk kelompok vokal bernama Six as One, mengajak serta tiga orang teman lainnya. Saat itu, mereka berenam sudah dimanajeri oleh Mary McDonagh dan sempat merilis beberapa single yang akhirnya menarik perhatian manajer grup vokal yang lebih senior, Boyzone, yakni Louis Walsh.
 Boyzone diketahui punya andil di balik kesuksesan Westlife. (Steven Baccon) |
Walsh mengupayakan kontrak untuk Westlife namun ditolak oleh Simon Cowell. "Kau harus memecat setidaknya tiga orang lain. Suara mereka bagus, tetapi mereka band paling berantakan yang saya pernah lihat," katanya kepada Walsh.
Dari sana, Six as One kembali menyisakan Kian Egan, Mark Feehily dan Shane Filan. Melalui audisi, mereka mendapatkan Nicky Byrne dan Brian McFadden. Autobiografi
Westlife - Our Story menuliskan bahwa Walsh buru-buru 'mengamankan' kontrak dengan label, menyusul menyediakan slot penampilan di acara-acara besar macam
The Late Late Show.
Melangkah dengan cemerlang, perkara tiket konser yang terjual habis lama kelamaan pun jadi hal biasa. Segalanya berjalan baik untuk kelima personel, mereka bergelimang ketenaran dan kemewahan. Senyum selalu terulas, semua terlihat baik-baik saja.
Westlife boleh jadi raja di Inggris dan Irlandia. Namun mereka gagal menembus pasar AS.
Sejak lama, industri musik AS dikenal sulit ditembus oleh pelaku musik dari luar Amerika sendiri. Terlebih, saat itu belum ada platform musik yang bisa jadi pilihan pendengar. Hingga saat ini, Westlife hanya punya satu lagu yang sempat populer di AS, yakni
Swear It Again.
Westlife bukannya tidak mencoba. Solois Christina Aguilera dikabarkan pernah ditawari berkolaborasi dengan grup vokal tersebut pada awal 2000-an, namun ia menolaknya mentah-mentah. Tidak diketahui apa alasan persis pelantun
Genie in A Bottle tersebut menolak kesempatan, namun yang jelas sejak saat itu hubungan Aguilera dan Westlife tidak pernah membaik.
"Dia (Aguilera) pikir dia lebih baik dari orang lain," kata Egan kepada BBC pada tahun 2000. "Saya pikir dia punya suara luar biasa, tetapi saya takkan menilai kepribadian atau penampilannya."
Aguilera pun menanggapi pernyataan itu dengan santai. "Sayang sekali band dengan talenta begitu kecil sampai merasa perlu mendapat pemberitaan dengan membicarakan keburukan artis lain yang punya talenta nyata," katanya tanpa menyebut nama.
Christina Aguilera bukan satu-satunya yang mencela keberadaan Westlife. Kemanisan Westlife ternyata ditanggapi pahit oleh beberapa pihak lainnya, seperti Victoria Beckham (dulu Victoria Adams) dan Mel C dari Spice Girls. Pada November 2000, Mel C berkata kepada NME bahwa Westlife 'tidak layak berada di tangga lagu'.
 Solois Christina Aguilera disebut menolak berkolaborasi dengan Westlife. (Jason Kempin/Getty Images/AFP) |
Kebanyakan, Westlife disebut kurang musikalitas karena banyak mendaur ulang lagu-lagu lama. Selain itu,
sound yang terdengar juga disebut sama dari album ke album, serta kurang kemampuan menulis lagu. Para personel memilih acuh terhadap celaan-celaan itu, dan akhirnya goncangan datang dengan keputusan Brian McFadden untuk meninggalkan kawan-kawannya pada 2004.
Kehilangan satu kaki, Westlife mencoba melanjutkan kiprah meski tertatih. Pada 2005, mereka merilis single
comeback You Raise Me Up dari album
Face to Face. Tak butuh waktu lama untuk kembali berdiri tegak, lagu duet bersama solois senior Diana Ross dalam
When You Tell Me That You Love Me menyusul kemudian.
Usai merayakan ulang tahun ke-10 besar-besaran dengan cara gemerlap seperti menggelar konser di Stadion Croke Park, Westlife sempat hiatus selama setahun. Mereka sempat kembali meramaikan industri lewat album
Where We Are dan
Gravity, namun pada 2011 mengumumkan perpisahan dari Simon Cowell dan label Syco Music yang telah menaungi mereka selama 9 tahun.
Berpindah label ke RCA Records, mereka merilis album
Greatest Hits. Saat itu dirumorkan Brian McFadden kembali 'pulang', meski ternyata tak benar. Puncaknya, Westlife mengumumkan bubarnya mereka pada Oktober 2011 setelah secara bertanggung jawab menyelesaikan album dan tur.
'Setelah 14 tahun, 26 hit di Top Ten termasuk 14 di posisi satu, 11 album di Top 5 Albums, 7 lainnya di posisi atas dan menjual lebih dari 44 juta kopi album di seluruh dunia, 10 tur yang terjual habis dan kenangan tak terhitung yang akan kami ingat selamanya, hari ini kami mengumumkan rencana untuk mengambil jalan berbeda setelah koleksi
Greatest Hits Collection pada Natal ini dan tur perpisahan tahun depan," kata Westlife, melansir portal berita Irlandia, RTE pada 2011.
Berita Hiburan Pilihan Lainnya |
Keempat personel Westlife yang tersisa menyebutkan mereka telah mempertimbangkan keputusan itu cukup lama, mendiskusikannya bersama-sama dan akhirnya, menjalani 'kehidupan dewasa' masing-masing.
"Selama bertahun-tahun, Westlife sudah bukan lagi sekadar band. Westlife adalah keluarga. Kami ingin berterima kasih untuk para penggemar yang menyertai kami di perjalanan luar biasa ini, mereka adalah bagian dari keluarga ini juga. Tak pernah ada di bayangan kami, memulai pada 1998 dan 14 tahun kemudian, kami masih rekaman di studio, tur, dan melahirkan hit-hit bersama-sama," lanjut pernyataan tersebut.
Tujuh tahun kemudian, penggemar yang patah hati kembali bersukaria mendengar Westlife bereuni. Terungkap kemudian, pembicaraan reuni telah terjadi sejak 2015, meski baru sekilas dan sepotong-sepotong.
"Ketika kami berpisah, kami menyadari apa arti sesungguhnya Westlife untuk penggemar, dan untuk kami," kata Nicky Byrne di akhir 2018.
Saat ini, Westlife disebut tengah mempersiapkan album mendatang. Mereka juga akan tampil di Jakarta pada 6 dan 7 Agustus, 31 Agustus di Candi Borobudur, dan 1 September di Semarang, Jawa tengah.
[Gambas:Video CNN] (rea)