Jakarta, CNN Indonesia -- Sutradara
Hanung Bramantyo menceritakan bahwa dirinya sempat ditolak sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer terkait rencana untuk memfilmkan
Bumi Manusia.Hal itu disampaikan Hanung dalam kolomnya berjudul
Kenapa Film Bumi Manusia Harus Saya? yang diterbitkan di
CNNIndonesia.com pada Sabtu (24/8). Dia menuturkan hal itu saat menemui Pramoedya di kawasan Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.
Pramoedya sendiri meninggal dunia pada 2006 di rumahnya di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanung menuturkan rencana memfilmkan
Bumi Manusia itu karena dirinya mencintai kisah dalam buku tersebut. Dia menuturkan dirinya sempat membuat catatan terhadap pelbagai karakter di dalamnya, seolah-olah akan memfilmkan cerita tersebut.
Dia menuturkan akhirnya dirinya menemui Pramoedya di kawasan Bojong Gede dengan harapan mendapatkan izin dari sang sastrawan itu.
"Maaf sekali, bung. Tidak semudah itu. Asal bung tahu, Bumi Manusia itu sudah ditawar oleh Sutradara Hollywood [Oliver Stone] sebesar 60 ribu dolar dan saya bahkan belum memberikan. Sorry kalau saya terlihat seperti tidak mendukung kemajuan anak muda," kata Hanung, menirukan penolakan Pramoedya pada saat itu.
Dia menuturkan dirinya terkejut mendengar jawaban itu. Dengan latar belakang keluarga pedagang, Hanung menceritakan dirinya mengerti soal pola untung rugi, namun ternyata hal itu tak berlaku pada kebudayaan dan seni.
Hanung mengatakan usai bertemu Pramoedya, dirinya tak bisa tidur. "Tapi dari pengalaman itu, saya menemukan pijakan dan pemahaman baru atas pilihan saya. Kebetulan seni, khususnya film sudah jadi pilihan saya," katanya.
Diketahui, Bumi Manusia akhirnya difilmkan dan ditayangkan perdana pada 15 Agustus lalu. Aktor muda Iqbaal Ramadhan terpilih menjadi Minke, tokoh sentral dalam kisah tersebut. Selain itu, ada pula Sha Ine Febriyanti yang berperan sebagai Nyai Ontosoroh, serta Mawar Eva de Jongh sebagai Anenelies.
(asa/asa)