Jakarta, CNN Indonesia -- Ada banyak alasan memilih
Kucumbu Tubuh Indahku karya Garin Nugroho sebagai perwakilan Indonesia ke
Oscar 2020. Namun ada banyak alasan pula film Indonesia akan -kembali- sulit mencapai target di Oscar, masuk nominasi.
Komite Seleksi Film pada Selasa (17/9) telah memutuskan memilih
Kucumbu Tubuh Indahku sebagai perwakilan Indonesia di ajang Best International Feature Film atau dulu yang dikenal sebagai Best Foreign Language Film.
Ketua Komite Film Indonesia Christine Hakim memandang
Kucumbu lebih layak, dibanding 42 film lainnya yang juga diseleksi, karena sebagai karya lebih lengkap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'KUCUMBU TUBUH INDAHKU' KE OSCAR 2020 |
"Kami sepakat memilih film
Kucumbu Tubuh Indahku karena kami melihat bahwa dari film itu sebagai sebuah karya film lengkap. Film itu bukan hanya bahasa oral dan gambar saja, tapi ada bahasa batin dan rasa," paparnya.
Lebih lanjut, dia mencontohkan bahwa adegan percintaan dalam film ini digambarkan tidak seperti biasa sebagaimana orang bercinta yang vulgar.
"Tapi justru dengan idiom-idiom dalam budaya kita itu ada penari Lengger. Sekaligus ini perkenalkan kayanya budaya kita. Jadi ini yang kita lihat lengkap di samping pesannya yang kuat bicara tentang kemunafikan," kata Christine Hakim.
Bukan hanya itu,
CNNIndonesia.com sebelumnya menilai
Kucumbu Tubuh Indahku berani mengangkat kisah bernuansa LGBT di tengah suasana Indonesia yang sensitif dengan kelompok marjinal tersebut.
Dengan cerita yang mengangkat kelompok LGBT, hal ini akan bisa menarik perhatian juri Oscar. Ditambah nama Garin Nugroho juga tergolong akrab bagi sebagian kritikus dan sineas di Hollywood.
Beragam hal tersebut setidaknya membuat
Kucumbu Tubuh Indahku memiliki modal yang cukup untuk membuat juri Best International Feature Film, setidaknya, berkenan melihat lebih lanjut.
Meski begitu, sejumlah alasan lainnya pun bisa jadi hambatan
Kucumbu menari luwes di hadapan para juri dan membuka jalan menjadi nominasi Oscar.
 'Komite Seleksi Film' pada Selasa (17/9) telah memutuskan memilih Kucumbu Tubuh Indahku sebagai perwakilan Indonesia di ajang Best International Feature Film atau dulu yang dikenal sebagai Best Foreign Language Film. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri) |
Hal pertama yang bisa menjadi hambatan adalah masalah promosi. Promosi menjadi kunci penting agar juri Oscar yang merupakan anggota Associations of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS) sadar bahwa ada film 'Kucumbu Tubuh Indahku' mendaftar ajang itu.
AMPAS sendiri diketahui memiliki jumlah anggota mencapai sekitar enam ribu orang. Sebagian dari mereka direkrut oleh pihak the Academy untuk menjadi juri Oscar.
'KUCUMBU TUBUH INDAHKU' KE OSCAR 2020 |
Berdasarkan catatan data Komite Seleksi Film yang diterima
CNNIndonesia.com, setidaknya ada 400 anggota AMPAS menjadi juri kategori Best International Feature Film.
Sedangkan dalam kategori tersebut, setidaknya ada 89 negara peserta yang masing-masing mengirim satu film. Artinya, persaingan awal yang harus dihadapi
Kucumbu Tubuh Indahku adalah melawan 88 film lain untuk mendapatkan perhatian juri.
Untuk mengatasi hal ini, sejumlah strategi perlu dilakukan. Nia Dinata pernah berbincang dengan
CNNIndonesia.com pada 2016 lalu tentang kesulitannya mempromosikan film
Ca Bau Kan yang pernah dikirim untuk kategori Best Foreign Language Fim dari Indonesia.
"Harus bikin DVD, bagikan satu per satu ke jurinya, publikasi dengan bagus supaya ditonton. Kalau mereka enggak menonton, bagaimana mau memilih?" tuturnya Nia, waktu itu.
Nia pernah merasakan beban setelah
Ca Bau Kan dipilih mewakili Indonesia masuk Oscar. Grup bentukan pemerintah kala itu tidak menyiapkan paket promosi. "Saya kebingungan ditelepon Academy. Bikin itu [promosi] kan mahal," katanya.
Bukan hanya membuat DVD. Catatan Komite Seleksi Film 2019 menunjukkan tim yang diutus mengawal film perwakilan dari Indonesia pada 2018 lalu memasang iklan pada sejumlah media di Los Angeles dan menggelar acara penayangan khusus untuk meningkatkan peluang jangkauan film ke juri.
 Kucumbu Tubuh Indahku sendiri tercatat masuk ke Venice Film Festival untuk kompetisi Orizzonti, yang merupakan di luar kompetisi utama. (dok. Fourcolours Films) |
Untuk kebutuhan promosi ini, jelas butuh uang miliaran rupiah yang diperlukan guna produksi materi promo, iklan, dan acara penayangan -- yang belum tentu dapat anggaran memadai dari Pemerintah Indonesia. Miliaran itu pun belum menjamin juri tertarik dengan film yang ditayangkan.
Akan tetapi, sebenarnya materi promo ini akan bisa terbantu bila film yang diwakilkan memiliki prestasi di festival-festival film internasional. Khususnya, festival yang 'terpandang' di mata sineas Hollywood, seperti Venice International Film Festival dan Cannes Film Festival.
Prestasi tersebut pun bukan hanya sekadar ditayangkan di festival itu, melainkan memenangkan penghargaan atau mendapatkan sorotan media secara luas juga jadi perbincangan.
LAGA FILM ASING OSCAR 2020 |
Hal ini terlihat dari nomine Best Foreign Language tahun lalu. Dari lima nominasi, ada dua film yang mencuri perhatian media dan kritikus karena memenangkan penghargaan di festival film 'ternama', yaitu
Roma karya Alfonso Cuaron dan
Shoplifters karya Hirokazu Kore-eda.
Roma berhasil memenangkan penghargaan tertinggi di Venice Film Festival yaitu Golden Lion, sedangkan
Shoplifters memenangkan penghargaan tertinggi di Cannes Film Festival yaitu Palme d'Or.
Sedangkan tiga nomine lainnya, yaitu
Capernaum (Libanon),
Cold War (Polandia),
Never Look Away (Jerman), masing-masing juga punya prestasi.
Capernaum berhasil masuk seleksi kompetisi Palme d'Or di Cannes Film Festival dan memenangkan Jury Prize,
Cold War juga premier di Cannes Film Festival dan menarik perhatian para kritikus selain memang karya dari sutradara pemenang Oscar di kategori Best Foreign Language
Sementara itu
Never Look Away mendapatkan nominasi Golden Lion Venice Film Festival.
Sedangkan modal
Kucumbu Tubuh Indahku sendiri tercatat masuk ke Venice Film Festival untuk kompetisi Orizzonti, yang merupakan di luar kompetisi utama.
Pada kategori itu pun,
Kucumbu Tubuh Indahku kalah dari film Thailand,
Manta Ray, yang mengisahkan polemik Rohingya dan dituturkan dengan cara yang puitis. Seperti diketahui, masalah Rohingya memiliki kekuatan nilai kemanusiaan yang tinggi dan sempat jadi isu internasional.
Situasi ini juga yang menjadi beban selanjutnya
Kucumbu Tubuh Indahku bisa meraih nominasi, yaitu persaingan antar film.
 Tampaknya hanya keajaiban yang membuat Kucumbu Tubuh Indahku mampu menang dari 'Parasite' dari Korea Selatan. (dok. CJ Entertainment/Korean Film Council) |
Tampaknya hanya keajaiban yang membuat
Kucumbu Tubuh Indahku mampu menang dari
Parasite dari Korea Selatan dan
Weathering with You dari Jepang. Kedua film itu sudah di atas angin dengan beragam sorotan media dan pujaan dari para kritikus.
Pesaing paling dekat dengan
Kucumbu Tubuh Indahku dari segi negara asal adalah
Manta Ray dari Thailand. Walaupun peluang unggul amat tipis,
Kucumbu Tubuh Indahku masih mungkin untuk bisa bersanding dengan bangga melawan film garapan Phuttiphong Aroonpheng itu.
Meski begitu, keputusan memilih
Kucumbu Tubuh Indahku mewakili Indonesia ke Oscar harus diakui berani dan tepat.
Melalui
Kucumbu Tubuh Indahku, perfilman Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa para sineas lokal berani bermain dalam tema sensitif dan kemanusiaan dengan cerita yang kuat tanpa meninggalkan unsur budaya setempat.
Kini, dunia perfilman Indonesia tinggal menunggu dukungan penuh pemerintah dan keajaiban yang membuat
Kucumbu Tubuh Indahku bisa bersanding di nominasi Oscar 2020 mendatang.
(end)