Jakarta, CNN Indonesia -- Rapper
Kanye West menyatakan dukungannya kembali untuk Presiden Amerika Serikat
Donald Trump setelah sempat mengaku diperalat dan berniat menjauh dari politik. Pernyataan itu dia sampaikan di depan sembilan ribu orang yang hadir dalam kegiatan Ibadah Minggu di Utah, akhir pekan lalu.
Di sana, West mengklaim bahwa Trump dan Partai Republik telah berhasil menghapuskan perbudakan di AS. Di samping itu, dia juga mengutarakan bahwa ia tak memberi dukungan kepada seorang presiden berdasarkan asal usul dirinya sendiri.
Sebagai pria berdarah Afrika-Amerika, West merasa tak berkewajiban untuk mendukung sosok yang sama seperti latar belakang dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak pernah membuat keputusan hanya berdasarkan warna kulitku. Itu bentuk perbudakan, perbudakan mental," katanya, seperti dikutip dari
Aceshowbiz.
Di sisi lain, Kanye West juga mengecam penggunaan media sosial yang menurutnya memiliki 'misi khusus'.
"Jangan membaca komentar di internet. Orang-orang tak mengenalmu seperti itu. Media sosial dirancang untuk membuatmu berpikir lebih lambat. Mereka ingin membuatmu bergerak lambat dan mengendalikanmu," katanya.
West sendiri memang tak lagi aktif di media sosial. Cuitan terakhirnya di Twitter diunggah pada awal 2019.
Setahun lalu, Kanye West sempat menyatakan memilih mundur dari politik dan berfokus pada dirinya sendiri. Dia turut menyebut bahwa keputusan ini diambil setelah ia sadar kerap diperalat.
 Pada 2018, Kanye West sempat menarik dukungan terhadap Donald Trump. Ia merasa terlalu sering diperalat. (Foto: John Moore/Getty Images/AFP) |
"Mata saya sekarang telah terbuka lebar dan saya sadar bahwa saya telah diperalat untuk menyebarkan pesan yang tak saya yakini," ungkapnya melalui akun Twitter, pada Oktober 2018 silam.
"Sekarang saya memberi jarak diri saya dari politik dan sepenuhnya fokus untuk menjadi kreatif," lanjutnya.
[Gambas:Video CNN] (agn/rea)