Pendapatan Doctor Sleep Jauh dari Target, Hollywood Ketir

CNN Indonesia
Selasa, 12 Nov 2019 18:05 WIB
Pendapatan penayangan perdana Doctor Sleep jauh dari target. Fakta ini memperkuat kekhawatiran film layar lebar kian kalah dengan popularitas layanan streaming.
Pendapatan penayangan perdana Doctor Sleep jauh dari target. Fakta ini memperkuat kekhawatiran film layar lebar kian kalah dengan popularitas layanan streaming. (Dok. Warner Bros Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hollywood ketir setelah laporan pendapatan penayangan perdana sekuel The Shining, Doctor Sleep, jauh dari target. Fakta ini memperkuat kekhawatiran film layar lebar tak lagi memikat penonton untuk ke bioskop di tengah popularitas layanan streaming.

Hollywood Reporter melaporkan bahwa film adaptasi dari novel karya Stephen King tersebut diprediksi dapat meraup keuntungan US$25 juta hingga US$30 juta pada penayangan perdana.

Namun ternyata, keuntungan Doctor Sleep hanya mencapai US$14,1 juta, kalah dari film indie besutan Roland Emmerich, Midway, yang berhasil meraup US$17,5 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fakta ini dianggap cukup mencengangkan karena Doctor Sleep dinilai memenuhi semua kriteria film yang laku di pasaran, yaitu ulasan bagus, citra Stephen King, hingga dukungan dari Warner Bros.

Warner Bros sendiri terus dihantam dengan berbagai 'kerugian" sepanjang tahun ini, mulai dari The Goldfinch hingga Doctor Sleep.

Mereka memang masih bisa menutupi kerugian dengan kehadiran Joker yang meraup keuntungan US$1 miliar dan It:Chapter 2 dengan pendapatan US$460 juta.

Namun, kenyataan mengenai pendapatan Doctor Sleep yang sebelumnya digadang-gadang bakal sukses tetap membuat industri layar lebar khawatir.
Penjualan Film Doctor Sleep Jauh dari Target, Hollywood KetirDoctor Sleep dinilai memenuhi semua kriteria film yang laku di pasaran. (dok. Warner Bros Pictures)
Tak hanya Warner Bros, rumah produksi lainnya seperti Universal juga mengalami situasi serupa pada akhir pekan lalu.

Film komedi romantis produksi Universal yang dibintangi Emilia Clarke dan Henry Golding, Last Christmas, dianggap gagal karena hanya mengantongi keuntungan US$11,6 juta.

Penjualan tiket film Playing with Fire juga hanya bisa menyumbangkan keuntungan US$12,5 juta bagi rumah produksi Paramount.

"Akhir pekan ini bagai semesta alternatif bagi box-office," ujar Paul Dergarabedian dari Comscore.

[Gambas:Video CNN]

Dergarabedian kemudian menyoroti keuntungan box office secara keseluruhan yang tertinggal 5,5 persen dari tahun lalu, meski masih lebih tinggi dari 2017.

Ia mengambil contoh, pada akhir pekan yang sama di tahun lalu, debut The Grinch Who Stole Christmas berhasil meraup keuntungan hingga US$67,6 juta. Sementara itu, penjualan tiket Bohemian Rhapsody menembus angka US$31,2 juta pada pekan kedua penayangannya.

Analis dari Wall Street, Eric Handler, pun mempertanyakan tren penurunan ini karena menurut pengamatannya, film-film layar lebar yang tayang pada akhir pekan lalu seharusnya bisa meledak.

"Saya pikir Doctor Sleep bisa tampil baik. Tipe film-film yang keluar akhir pekan lalu tampaknya sesuai dengan jadwalnya, bahkan untuk Playing with Fire yang tak punya kompetisi di kategori film keluarga. Apakah orang hanya mencari blockbuster sekarang?" katanya.

[Gambas:Youtube]

Namun, analis box office dari Exhibitor Relations, Jeff Bock, mendeteksi sejumlah masalah dalam Doctor Sleep, salah satunya karena durasinya yang terlalu panjang hingga mencapai 151 menit.

Selain itu, kaum milenial dan generasi Z tidak familier dengan prekuel Doctor Sleep, yaitu film The Shining arahan Stanley Kubrick yang rilis pada 1979 silam.

"The Shining meski menjadi cult klasik, tak menarik perhatian penonton muda. Tiga puluh sembilan tahun memang terlalu lama untuk kehadiran sebuah sekuel," katanya. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER