Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Presiden Amerika Serikat
Barack Obama merilis sejumlah daftar berisi buku dan film yang ia favoritkan sepanjang 2019. Beberapa judul film terkenal menjadi pilihannya.
"Dalam beberapa hari ke depan, saya akan berbagi daftar favorit tahunan saya, buku, film, dan musik dengan kalian semua," kata Barack Obama dalam unggahan pertama di akun media sosialnya.
"Ini menjadi tradisi kecil menyenangkan bagi saya, dan saya harap ini juga berlaku bagi kalian. Karena ketika masing-masing dari kita memiliki banyak hal yang membuat sibuk -pekerjaan dan kehidupan keluarga, sosial, dan komitmen sukarela- hal-hal seperti buku dan seni dapat menambah pengalaman kita hari ke hari," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam daftar buku favorit yang dirilis Barack Obama, ia memilih beragam buku, mulai dari novel hingga literasi ekonomi.
Barack Obama menempatkan buku analisis karya Shoshana Zuboff, The Age of Surveillance Capitalism: The Fight for a Human Future at the New Frontier of Power sebagai urutan pertama.
Kemudian, Obama memilih The Anarchy karya William Dalrymple; Furious Hours: Murder, Fraud, and the Last Trial of Harper Lee karya Casey Cep; The Heartbeat of Wounded Knee: Native America from 1890 to the Present karya David Treuer; hingga novel Lost Children Archive karya Valeria Luiselli.
[Gambas:Instagram]Beberapa jam setelahnya, Barack Obama merilis sederet judul film yang menjadi favoritnya pada 2019. Daftar itu pun bukan hanya dari film, melainkan juga dari serial televisi.
"Daftar tahun ini termasuk semua dari eksplorasi dinamisasi kasta dan hubungan, hingga garapan ulang novel grafis klasik, sampai kembali ke salah satu lokasi paling spesial dalam sejarah -konser Aretha Franklin," kata Obama.
Dalam deretan judul film tersebut, Obama mencantumkan dokumenter rilisan Netflix, American Factory. Setelahnya, ia menempatkan dokumenter konser Aretha Franklin, Amazing Grace.
Kemudian, presiden ke-44 Amerika Serikat itu memilih Apollo 11, Ash Is Purest White, Atlantics, Diane, The Farewell, Ford v Ferrari, The Irishman, Marriage Story, hingga film Korea Selatan, Parasite.
[Gambas:Instagram]Parasite berhasil menarik minat pasar film Amerika Serikat sejak dirilis Oktober lalu. Pada November lalu, film garapan sutradara Bong Joon-ho tersebut tercatat telah mengumpulkan US$11 juta atau setara Rp154,8 miliar di box office Amerika Utara.
Capaian itu membuat 'Parasite' berhasil mencetak rekor sebagai film berbahasa asing terlaris di Amerika Utara.
Menurut situs Box Office Mojo dan Variety, pada 11 November film tersebut telah mendulang keuntungan sebanyak $11.28 juta atau sekitar Rp158 miliar di Amerika Utara sendiri.
Capaian itu menempatkan 'Parasite' sebagai film Korea terlaris yang pernah diedarkan di Amerika Utara, melewati film 'D-War' yang dirilis pada tahun 2007 lalu. D-War memegang rekor tersebut selama 12 tahun dengan catatan pendapatan sebesar US$10 juta.
(end)