Sheila Timothy Bahas Strategi Wiro Sableng dengan Disney

CNN Indonesia
Sabtu, 11 Jan 2020 05:51 WIB
CEO Lifelike Pictures, Sheila Timothy, sedang membahas pengembangan strategi trilogi Wiro Sableng usai 20th Century FOX diakuisisi Disney.
CEO Lifelike Pictures, Sheila Timothy, sedang membahas pengembangan strategi trilogi Wiro Sableng usai 20th Century FOX diakuisisi Disney. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- CEO Lifelike Pictures, Sheila Timothy, mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang membahas pengembangan strategi trilogi film garapannya, Wiro Sableng, usai 20th Century FOX diakuisisi oleh Disney.

Lala, demikian Sheila akrab disapa, memastikan bahwa kini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Disney untuk mengerjakan Wiro Sableng yang sebelumnya digarap bersama 20th Century Fox.

"Dari tahun lalu udah ketemu banyak banget. Rencananya sebenarnya Desember kemarin udah ada sesuatu, tapi karena mereka (rilis) Disney+, mundur. Jadi kebablasan sampai Januari," kata Lala kepada CNNIndonesia.com di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lala melanjutkan, "Kemarin sudah kontakan lagi. Lagi nunggu lagi sama mereka. Bukan tahap penjajakan sih, tapi pengembangan strategi bagaimana (ke depan)."

Film berjudul lengkap Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 ini diadaptasi dari buku berjudul sama karya Bastian Tito, nomor satu sampai nomor empat.

Dalam buku itu, terkandung penjelasan singkat Wiro di masa kecil sampai sang Pendekar 212 berlatih dengan Sinto Gendeng.

Sejak awal menggarap Wiro Sableng, Lala sudah menyiapkan agar jagat film ini bisa terus berkembang. Secara garis besar, dalam jagat film Wiro Sableng terdapat tiga kelompok, yaitu kerajaan, golongan hitam dan golongan putih.

[Gambas:Video CNN]

Kerajaan, kata Lala, sering melakukan pergerakan politik untuk kepentingannya. Terkadang kerajaan meminta bantuan golongan hitam-yang bermarkas di hutan dan pegunungan-untuk menjalankan pergerakan politiknya.

Sementara itu, golongan putih sangat anti dengan politik kerajaan. Mereka lebih suka hidup di markasnya yang juga berada di hutan dan pegunungan. Golongan putih hanya beraksi ketika keadaan sangat kacau.

Sebelum film ini, Wiro juga pernah diadaptasi menjadi serial pada tahun 1980-an. Pada tahun 1990-an, Wiro diadaptasi menjadi sinetron sehingga nama Wiro Sableng semakin terkenal. (adp/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER