Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama meminta bantuan para pelaku industri kreatif seperti artis, penyanyi, seniman untuk mengedukasi masyarakat bahaya dari penyebaran
virus corona. Menurutnya, bantuan ini merupakan bentuk sinergi segala lapisan masyarakat.
"Menangani dampak Covid-19 diperlukan sinergi berbagai sektor kreatif untuk aktif membantu pemerintah mengimbau masyarakat menghadapi Covid-19," kata Wishnutama dalam pernyataan pers secara virtual pada Senin (23/3).
Tak hanya itu, ia menyadari sejumlah pelaku industri kreatif juga lebih dulu bergerak menanggapi penyebaran Covid-19 tanpa menunggu arahan dari pemerintah, mulai dari menggelar konser virtual seperti Tompi, Raisa, hingga Achmad Albar supaya masyarakat bisa bertahan di rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para selebriti, termasuk komika, juga lebih dulu menginisiasi galang dana massal untuk membantu penanganan wabah corona Covid-19. Dana itu dikumpulkan untuk membeli masker, makanan, hingga Alat Pelindung Diri (APD).
Penggalangan atas inisiatif dan kemandirian para pelaku sektor kreatif tersebut kini telah menghasilkan ratusan juta hingga miliaran rupiah. Sebagian bahkan telah disalurkan ke sejumlah pihak yang membutuhkan.
Salah satunya seleb media sosial Rachel Vanya. Dalam
kabar terbaru di laman penggalangan dana, Rachel pada Jumat (20/3) telah mencairkan sebagian donasi dari total lebih dari Rp6,4 miliar untuk alat pelindung diri (APD) ke 131 rumah sakit rujukan dan non-rujukan, salah satunya RSUP Fatmawati Jakarta Selatan.
"Saya melihat inisiatif luar biasa dari pelaku industri ekonomi kreatif, saya berterima kasih. Peran partisipasi mereka membantu pemerintah mengedukasi masyarakat yang kenyataannya banyak masyarakat belum menjalankan imbauan pemerintah," tutur Wishnutama.
[Gambas:Instagram]Nasib Industri FilmDalam pernyataan pers tersebut pula, Wishnutama juga menyinggung sejumlah penutupan sementara tempat hiburan terutama di Jakarta, salah satunya bioskop, demi menekan penyebaran Covid-19.
Kendati demikian, Menteri Parekraf tersebut tak mengungkapkan rencana apa pun untuk tetap menjaga industri ekonomi kreatif terutama perfilman dan bioskop tetap hidup dan berjalan usai dilanda wabah virus corona.
Penutupan bioskop tak hanya terjadi di Indonesia. Banyak negara mulai dari China, Korea Selatan, Jepang, Spanyol, Italia, bahkan Amerika Serikat sudah menutup besar-besaran bioskop demi menekan penyebaran Covid-19.
Namun, pemerintah setempat tak hanya menutup bioskop. Mereka juga sudah memiliki rencana untuk menghidupkan kembali industri perfilman yang mati suri dua bulan karena Covid-19.
Salah satunya ialah pemerintah China. Mereka mengizinkan pihak bioskop mengantongi 100 persen pendapatan dari penjualan tiket untuk beberapa waktu ke depan.
Pemerintah juga bersepakat dengan pemegang hak cipta beberapa film untuk menayangkan film-film lama karena ketersediaan film baru menjadi kendala besar bagi mereka.
Sementara itu, Korea Selatan juga menggelar sejumlah konser musik klasik gratis secara daring sehingga bisa dinikmati masyarakat yang berdiam di dalam rumah dan mengurangi tingkat kecemasan masyarakat.
Diberitakan
Yonhap, salah satunya adalah melalui The Seoul Philharmonic Orchestra serta The Sejong Center for the Performing Arts. Sejong Center merupakan pusat seni yang dikelola pemerintah Korea Selatan.
[Gambas:Youtube] (chri/end)