Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya calon karyawan berkerah, kini para pekerja seni juga diharapkan bisa memanfaatkan
kartu prakerja yang digadang-gadang dapat menjadi salah satu solusi ketiadaan pekerjaan selama wabah virus
corona.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, mengatakan bahwa melalui program ini, setiap orang akan mendapat insentif sebesar Rp3,55 juta.
Dengan rincian Rp1 juta untuk pelatihan, insentif penuntasan pelatihan Rp600 ribu perbulan selama empat bulan, dan insentif survei kebekerjaan Rp150 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data Kemenparekraf, ada 189.586 seniman di seluruh Indonesia. Jika dikali Rp3,55 juta, maka pemerintah harus menyiapkan uang sekitar Rp673 miliar khusus untuk seniman.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, mengaku belum mengetahui jumlah musisi yang lolos seleksi gelombang I Kartu Prakerja. Ia belum mendapat informasi dari manajemen pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja.
"Mekanisme persetujuan dan notifikasi kepada penerima merupakan wewenang sepenuhnya dari PMO Kartu Prakerja. Kami belum mendapatkan informasi kompilasinya," kata Fadjar kepada CNNIndonesia.com.
Belum rampung semua proses, skema Kartu Prakerja ini menuai respons negatif dari para seniman, salah satunya pendiri Institut Musik Jalanan (IMJ). Ia menilai Kartu Prakerja untuk seniman kurang efektif bila dijalankan dengan skema seperti di atas.
"Saya lebih ingin bantuan langsung karena pasti ada kendala (kalau pakai pelatihan). Enggak semua teman-teman IMJ itu tunanetra. Bakal susah untuk urus ini itu," kata Andi.
 Penampilan salah satu anggota IMJ. (Dok. IMJ) |
IMJ sendiri dibentuk Andi bersama kakaknya pada 2014 lalu dengan tujuan untuk menghilangkan stigma negatif pada musisi jalanan. Saat ini, mereka memiliki 400 anggota dengan rincian 120 di Jabodetabek dan 280 di Yogyakarta serta Semarang.
Banyak anggota IMJ sudah mengeluh karena penyusutan pendapatan saat mengamen di ruang terbuka. Biasanya, mereka bisa mendapat Rp250 ribu per hari. Namun kini, mereka hanya bisa mengamen secara daring dengan pendapatan Rp30 ribu perhari.
Ada anggota yang sudah tidak bisa membayar sewa tempat tinggal. Ada pula yang susah makan. Belum lagi mereka yang sudah memiliki keluarga. Itu menjadi alasan Andi lebih menginginkan bantuan langsung ketimbang pelatihan.
"Musisi jalanan itu bukan orang akademis. Mereka dapat bakat dari Tuhan langsung. Kalau jago, ya jago. Ya kami berlatih, tapi lagi corona begini lebih baik bantuan langsung untuk bertahan hidup," kata Andi.
Gitaris band No Nation, Agus Donny Iswanto, juga mengalami hal serupa. Jadwal mereka biasanya padat. Dari Senin sampai Sabtu, naik pentas tanpa henti. Kini, pemasukan mereka nol rupiah.
"Alhamdulillah kalau ada Kartu Prakerja, tapi kalau musisi apa yang mau dilatih? Kalau kami kan memang sudah di bidang musik dari dulu. Menurut aku lebih baik bantuan langsung, bisa untuk menyambung hidup," kata Donny.
 No Nation. (CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Pada Kamis (24/4) lalu,
CNNIndonesia.com menelusuri pelatihan delapan situs mitra Kartu Prakerja yang dipilih pemerintah. Mereka adalah Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan prakerja.kemnaker.go.id.
Dari delapan situs tersebut, tidak ditemukan pelatihan yang benar-benar spesifik untuk seniman. Meski ada pelatihan fotografi dan desain grafis, tetap dianggap tidak cukup untuk mengakomodasi seniman.
Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Frans Teguh, mengatakan bahwa saat ini, kementeriannya akan menyiapkan modul untuk kebutuhan pelatihan. Menurutnya, ada beberapa modul warisan Bekraf yang bisa dicek untuk pelatihan.
"Tapi yang jelas beberapa modul yang terkait dengan seniman. Saya belum cek persis ya apa aspeknya, modulnya kan macam-macam. Learning modul tuh ada beberapa," kata Frans.
Ia kemudian berkata, "Kami siap (kalau PMO meminta). Sekarang kami sedang melakukan kurasi lah ya, modul-modul yang bisa kita endorse atau kita berikan akses kepada publik, terutama juga pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif."
Meski demikian, pengamat musik Wendi Putranto tetap sependapat dengan para musisi. Ia menganggap gagasan Kartu Prakerja untuk seniman ini menggelikan.
Menurutnya, seniman tergolong sebagai pekerja yang tak mungkin mengikuti pelatihan untuk membuat sesuatu dengan kreatif.
"Yang dibutuhkan orang di saat krisis gini bukan pelatihan sih, karena pelatihan bisa didapat dengan gratis di YouTube untuk segala macam jenis kursus, temanya apapun itu ada secara gratis," kata Wendi.
Ia juga menyorot besaran insentif Rp1 juta untuk biaya pelatihan yang menurutnya sangat mahal. Akan lebih baik uang itu diberikan secara tunai kepada musisi atau pekerja kreatif agar memenuhi kebutuhan.
"Sekali pelatihan itu Rp200-Rp300 ribu. Buat apa bayar mahal-mahal? Ini jatuhnya memberikan subsidi unicorn dan startup digital. Yang malah
dapet bantuan ya mereka-mereka itu," kata Wendi.
 Wendi Putranto. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Sementara itu, pemerintah belum memiliki upaya lain untuk membantu seniman yang terkena imbas corona selain Kartu Prakerja. Fadjar mengatakan bahwa pihaknya hanya bisa mengikuti laju bidang lainnya di Kemenparekraf.
"Secara umum, melalui kebijakan pemerintah terkait safety net dunia usaha dan pekerja yang saat ini tengah diupayakan dan kami usulkan, melalui kartu Pra kerja dan relaksasi perpajakan," kata Fadjar.
Ia melanjutkan, "Di bawah Deputi Pemasaran sedang dirancang program #BeliKreatifLokal, juga di deputi Ekonomi Digital dan Produk Ekraf."
(adp/has)