Mendung Corona di Panggung Broadway

AFP | CNN Indonesia
Selasa, 05 Mei 2020 06:05 WIB
(FILES) In this file photo taken on March 12, 2020 signage of the Broadway play
Sejumlah pihak di Broadway ketakutan akan nasib mereka. Tanpa bantuan dana dari publik, mungkin industri itu tak akan pernah hidup kembali usai pandemi. (AFP/ANGELA WEISS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekhawatiran industri pentas Broadway begitu terasa kala pandemi virus corona Covid-19 melanda Amerika Serikat yang membuat mereka terpaksa tutup sejak 12 Maret lalu.

Ketakutan itu datang bagi sejumlah pihak di Broadway. Tanpa bantuan dana dari publik, mungkin mereka tak akan pernah bermain kembali.

Neon pada plang nama mereka mungkin masih menyala saat ini di malam hari. Namun sudah nyaris dua bulan, ketika New York menjadi episentrum wabah itu di Amerika Serikat, tak pernah ada barisan penonton berjejer di luar bangunan teater sekitar Times Square.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal biasanya, teater-teater itu bisa meraup US$33 juta dalam sepekan hanya dari penjualan tiket. Kini, nol besar.

Pekerja teater profesional sebelumnya masih menerima gaji pada dua pekan pertama kala pementasan mereka ditutup.

Namun kini mereka tak memiliki apa pun lagi kecuali tunjangan pengangguran, dan kekacauan yang terjadi di kantor ketenagakerjaan New York akibat jumlah tunakarya yang meledak seiring pandemi merebak.

"Sayang sekali, hampir mustahil bagi musisi penampil menghasilkan uang pada saat ini," kata seorang drummer orkestra pementasan Ain't Too Proud, Clayton Craddock.

Upah minimum bagi kebanyakan musisi dan aktor pentas ini adalah US$2.000 per pekan, menurut sejumlah sumber. Namun bisa saja sebagian pihak menerima lebih tinggi dari itu.

Di sisi lain, Presiden Local 802 yang masih jadi bagian dari the American Federation of Musicians, Adam Krauthamer mengatakan sejumlah anggota serikat tersebut telah meninggal dunia akibat Covid-19.

Dari 16 rencana pertunjukan yang mereka persiapkan kala Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan lockdown pada 12 Maret lalu, terdapat dua acara yang secara resmi telah batal.

"Bisa dikatakan bahwa ada beberapa yang tak kembali [beroperasi], namun kami belum memiliki informasinya," kata Charlotte St Martin, kepala Broadway League, asosiasi dagang untuk komunitas pentas itu.

Asa Berselimut Mendung

Faktanya mendung ketidakpastian menerpa industri pementasan Broadway lebih kelam dibanding bidang lainnya.

Industri perfilman, meski sama-sama babak belur diterpa pandemi, diperkirakan akan kembali beroperasi pada Juli atau September sebagai proyeksi akhir wabah. Apalagi, ada siasat mengatur jarak penonton di dalam bioskop.

Sementara itu, sejumlah organisasi olahraga juga mulai mempertimbangkan kembali untuk memulai liga dan pertandingan mereka begitu wabah berakhir.

(FILES) In this file photo taken on March 12, 2020 signage of the Broadway play Neon pada plang nama Broadway mungkin masih menyala saat ini di malam hari. Namun sudah nyaris dua bulan, tak pernah ada barisan penonton berjejer di luar bangunan teater sekitar Times Square. (AFP/ANGELA WEISS)
Namun untuk Broadway, para profesional ragu mendung ketiadaan penonton segera beranjak dari panggung teater seperti pada industri lainnya begitu wabah ini lenyap.

"Model keuangan untuk Broadway amat berbeda yang membuat pembatasan jarak fisik tak akan bisa menyelamatkannya," kata St Martin.

"Sebuah pertunjukan tidak dapat berjalan dengan perolehan pendapatan hanya 50 persen atau kurang dari itu," lanjutnya.

Pertunjukan dan pentas musikal digolongkan sebagai pertemuan massal, dan "sebagian besar bakal menjadi yang terakhir untuk kembali dibuka," katanya.

"Kami belum mendapatkan informasi tentang bakal seperti apa bila pertemuan massal ini benar terjadi," katanya, merujuk apakah diperlukan pengecekan suhu penonton atau menggunakan masker dan sebagainya.

Sementara itu, semangat yang nyaris padam muncul dari para musisi Broadway.

"Suasana umum dari teman-teman musisi saya dalam mencari nafkah dari musik tak pernah sesuram ini," kata Maxim Moston, violinis di orkestra musikal Moulin Rouge.

"Saya rasa kami sedikit putus asa," kata Moston. "Dan saya pikir banyak dari kami berpikir tentang karier lainnya pada saat ini,"

Moston yang juga bertindak sebagai pengaransemen, telah bekerja di sejumlah proyek selain Broadway.

New York Butuh Broadway

"Saya berpikir pandemi ini hanya sebagai tombol reset yang amat besar untuk kehidupan ini," kata seorang musisi yang enggan disebut namanya.

"Bila Broadway kembali pada September dan saya dapat tetap bermain, dan hidup kembali seperti itu, luar biasa," lanjutnya. "Namun saya bersiap akan peluang bahwa hal ini akan jauh lebih rumit,"

(FILES) In this file photo taken on March 12, 2020 signage of the Broadway play Faktanya mendung ketidakpastian menerpa industri pementasan Broadway lebih kelam dibanding bidang lainnya. (AFP/ANGELA WEISS)
Clayton Craddock mengatakan ia optimis akan satu hal: "Masyarakat akan ingin melihat pertunjukan musik langsung di kelab malam, balai konser, restoran, dan teater Broadway lebih cepat dibanding sebelumnya. Orang-orang amat butuh interaksi sosial,"

Komunitas Broadway juga berjuang bertahan hidup dengan cara lainnya, melobi Kongres AS untuk mendukung industri itu masuk dalam paket pemulihan ekonomi berikutnya.

"Namun bila industri ini tak masuk dalam paket itu, bagi pekerja yang bekerja di orkestra simfoni di Broadway, kami tak akan selamat," kata Krauthamer. "Itu sudah pasti,"

"Secara ekonomi, kota ini butuh Broadway untuk hidup dan berjalan, sehingga pariwisata, hotel, dan restoran bisa menjadi lebih baik," kata St Martin merujuk sebuah studi yang menyebutkan industri Broadway menyumbang hampir US$15 miliar untuk perekonomian New York.

"Agar kami bisa tetap buka, untuk banyak pertunjukan, kami akan butuh beberapa bantuan," lanjutnya.

Akan tetapi, seandainya Broadway kembali buka, akankah masyarakat siap kembali ke New York setelah kota metropolitan itu menjadi pusat penyebaran wabah di Amerika Serikat?

"Musik akan selalu dibutuhkan," kata Maxim Moston. "Saya dapat membayangkan orang tak ingin keluar dalam kerumunan, atau mengunjungi New York dalam waktu yang lama." (end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER