Jakarta, CNN Indonesia -- Pembatalan sederet acara musik demi mencegah penyebaran virus
corona membuat musisi mencari celah dan mulai mengubah arah konser mereka ke ranah
virtual, satu medium yang diprediksi bisa menjadi "
the new normal" atau normal baru.
Berawal dari penampilan simpel seperti yang dilakukan beberapa kolektif musik, kini konser virtual mulai digarap menyeluruh, lengkap dengan sistem pembayaran tiket sehingga bisa mendatangkan keuntungan.
Erwin Gutawa menjadi salah satu musisi yang awal mula mengadakan konser virtual berbayar di tengah pandemi. Konser bertajuk Orkestra di Rumah ini menghadirkan 50 musisi lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erwin bekerja sama dengan Loket.com yang menyediakan
platform untuk menyiarkan konser. Harga tiket dibanderol mulai dari Rp50 ribu sampai Rp2 juta yang sebagian keuntungannya disalurkan ke tim medis dan masyarakat terdampak corona.
[Gambas:Video CNN]
VP Commercial LOKET, Ario Adimas, mengatakan bahwa Orkestra di Rumah menjadi konser dengan penjualan tiket dan penonton terbanyak di Loket.com. Total penjualan tiket kurang lebih mencapai Rp400 juta dengan sekitar 6.000 penonton.
"Konser ini cukup membuka mata musisi yang awalnya berpendapat bahwa konser virtual tidak menghasilkan. Buktinya ini menghasilkan," kata Dimas kepada
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon video, Senin (18/5).
Menengok ke belakang, Loket.com mulai memutar otak ketika pertunjukan musik secara langsung tak bisa digelar. Menurut Dimas, konser virtual adalah salah satu cara yang bisa memperpanjang napas industri di tengah pandemi.
Kurang lebih selama beberapa pekan, tim teknis membuat sistem untuk menyiarkan konser virtual yang berkualitas. Pembuatan sistem tersebut sangat sulit dan menyita banyak tenaga hingga ada proyek yang terpaksa ditunda.
Mereka kemudian coba sistem tersebut dengan menyiarkan pertunjukan yang hanya bisa disaksikan tim internal. Kala itu, semua berjalan dengan baik, termasuk sistem penjualan tiket konser.
Pembeli tiket akan mendapatkan pranala unik yang merujuk pada situs konser virtual saat diklik. Tautan tersebut juga sudah diproteksi sehingga hanya bisa digunakan oleh pembeli dan tak bisa disebar.
"Konser pertama, Orkestra di Rumah, itu agak telat dan mundur, walau akhirnya berjalan dengan baik dan mendapat respons positif. Dari situ, kami belajar banyak dan memperbaiki sistem," kata Dimas.
Selain Orkestra di Rumah, Mostly Jazz Live Online juga menjadi konser virtual yang mendapatkan respons positif. Konser tersebut digelar setiap Jumat dari 30 April sampai 22 Mei, dibuka dengan penampilan Indra Lesmana dan Dewa Budjana serta Eva Celia.
Mostly Jazz Live Online disiarkan secara langsung, sementara musisi tampil di lokasi berbeda dan hanya tatap muka lewat layar. Selain jaringan internet dan sistem yang baik, konser ini juga membutuhkan keterampilan dan keberanian musisi.
[Gambas:Youtube]Dimas menjelaskan bahwa keputusan menyiarkan konser virtual secara langsung atau rekaman ada di tangan musisi. Mereka hanya menyediakan
plaftorm yang bisa menyiarkan konser.
Secara teknis, persiapan konser virtual secara langsung memakan waktu kurang lebih satu pekan. Tim Loket.com akan berkoordinasi jarak jauh dengan tim musisi. Setelah itu, mereka akan gladi resik untuk memastikan hal teknis.
"Kami juga menawarkan musisi untuk menggunakan jaringan internet kami bila tidak yakin dengan jaringan internet sendiri. Kemarin Mostly Jazz Live Online pakai jaringan internet dari musisi," kata Dimas.
Untuk menyiarkan konser virtual yang sudah direkam ada beberapa cara, salah satunya Loket.com menerima data video dari musisi, seperti Pamungkas.
Manajer Pamungkas, Rey Idris Letlora, menjelaskan bahwa keputusan itu diambil untuk menghindari gangguan internet dan suara yang kurang maksimal.
"Pemikiran kami adalah ketika orang bayar akan memiliki ekspektasi. Kami mau menyuguhkan audio dan video sebaik mungkin," kata Rey.
[Gambas:Instagram]Dalam konser virtual, Pamungkas juga menyuguhkan penampilan berbeda. Ia akan berkolaborasi dengan sejumlah pemain
string section. Ia juga akan membawakan dua album sekaligus.
Dimas menjelaskan bahwa harga tiket sendiri sepenuhnya diputuskan oleh musisi. Tim Loket.com hanya memberikan masukan dan risiko penjualan dari harga tersebut.
"Kalau kesepakatan (pembagian dengan musisi) itu berbeda-beda. Kami fleksibel. Kami ada dua bisnis model,
full support atau
self service. Kalau
full support (pembagian untuk kami) bisa jadi lebih tinggi," kata Dimas.
Sejak April hingga Mei, kurang lebih ada 30 konser virtual yang digelar melalui Loket.com. Menurut Dimas, respons penonton terhadap konser virtual variatif.
Kebanyakan penonton yang memberikan respons negatif biasanya karena musisi tampil seperti biasa, tak ada perbedaan. Sebaliknya, penonton yang memberikan respons positif biasanya karena musisi tampil beda dari biasa.
"Memang sangat susah (mengubah pola konsumsi konser Indonesia), tapi masa pandemi seperti ini kami dipaksa, tidak diberi pilihan. Dengan begitu, muncul jiwa
survive orang-orang," kata Dimas.
Konser Virtual ala KoreaSementara itu, sejumlah negara lain sudah menerapkan sistem konser virtual berbayar lebih dulu, termasuk Korea Selatan.
SM Entertainment termasuk yang awal menggelar konser virtual berbayar melalui Beyond LIVE, hasil kerja sama agensi itu dengan Naver.
Beyond LIVE menawarkan hal berbeda dari konser virtual yang tayang secara gratis. Artis-artis SM Entertainment menampilkan lagu-lagu teranyar mereka di atas panggung megah dengan segala efek visual bak konser langsung di hadapan penggemar.
Tim produksi juga menerapkan konsep multikamera di beberapa penampilan dengan total 10 layar, mulai dari
full shot panggung dan sudut pandang setiap anggota grup musik.
Dengan demikian, penonton bisa memilih layar yang mereka ingin lihat dan berkesempatan menyaksikan penampilan hingga mimik setiap anggota secara lebih dekat meski dari layar kaca.
Layaknya konser secara langsung, mereka juga menggunakan teknologi yang bisa menampilkan
lightstick para fan dari jauh secara
realtime. Fitur ini pun mendukung penampilan idol dengan perubahan warna dan efek yang ada.
 (Dok. SM Town) |
Idol juga bisa turut merasakan kehadiran penggemar sebab wajah seluruh penonton yang bayar akan tampil di layar besar.
Setelah tampil, musisi akan menyapa langsung penggemar lewat layar tersebut. Tiap konser, artis SM Entertainment lainnya juga akan hadir sebagai bintang tamu dan muncul di layar besar itu.
Sistem konser seperti itu sudah diterapkan oleh SuperM, WayV, NCT Dream, dan NCT 127. Dua idol legendaris Korsel, TVXQ dan Super Junior, juga akan tampil pada 24 Mei dan 31 Mei mendatang.
Meski virtual, Beyond LIVE memiliki sistem penjualan tiket sama seperti konser langsung. Tiket dijual 7-14 hari sebelum acara dan bisa didapatkan di VLive, aplikasi yang menayangkan konser itu atau lewat laman web resmi partner Yes24.
 (Dok. SM Town) |
Tiket dijual 33 ribu won atau sekitar Rp400 ribu. Fan juga bisa membeli tiket dalam bentuk paket bersama
lightstick, album, dan suvenir lainnya dengan harga paling mahal 62,75 ribu won atau sekitar Rp760 ribu.
Setelah membeli tiket, fan akan dikirimkan kode melalui surel yang baru bisa dimasukkan beberapa saat sebelum konser berlangsung.
Meski konser virtual sempat disambut kurang hangat pencinta K-pop, Beyond LIVE NCT 127 yang digelar pada 17 Mei menarik lebih dari 104 ribu penonton dari 129 negara, seperti Indonesia, Amerika Serikat, Brasil, Italia, Spanyol, Belanda.
Kini, Big Hit Entertainment juga tengah menyiapkan konser virtual berbayar BTS yang bertajuk Bang Bang Con the Live pada 14 Juni pukul 16.00 WIB, satu hari setelah perayaan hari jadi ketujuh grup itu. Tiket mulai dijual 1 Juni melalui Weverse, aplikasi resmi fan.
(adp,chri/has)
[Gambas:Video CNN]