Jakarta, CNN Indonesia -- Masa pandemi yang melanda Indonesia selama beberapa bulan terakhir membentuk hal baru. Beberapa riset menemukan pengguna
layanan streaming meningkat drastis, bahkan menjadi gelombang baru jelang new normal yang bisa terjadi usai pagebluk.
Menurut pakar perilaku konsumen Institut Pertanian Bogor Ujang Sumarwan, faktor banjir pelanggan kala pandemi seperti yang terjadi saat ini wajar adanya.
Menurutnya, platform streaming lebih mampu memuaskan keinginan penggunanya apalagi di masa serba terbatas seperti kala pandemi dibanding media hiburan lainnya yang tersedia: televisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Layanan streaming bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa mendesain sendiri produk yang ingin ditonton. Itu yang tidak bisa didapatkan dari jaringan televisi," kata Ujang kepada
CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Kepuasan itu bukan hanya datang dari rasa 'berkuasa' dalam memilih hiburan yang diinginkan, tetapi juga dari rasa puas karena kualitas teknis dan kontennya dianggap lebih baik dibanding televisi konvensional.
Momen pandemi diakui sejumlah pengguna layanan streaming kepada
CNNIndonesia.com membuat mereka lebih banyak memiliki waktu luang. Kelowongan itu kemudian dialihkan dengan menyaksikan film atau pun serial.
Perilaku konsumen itu yang kemudian menjadi ladang keuntungan bagi layanan streaming. Pada Maret 2020, beberapa platform bahkan menggratiskan akses premium selama waktu tertentu kepada masyarakat guna memaksimalkan pengalaman menonton.
Hasilnya, layanan streaming di Indonesia pun menuai lonjakan profit. Berdasarkan data JustWatch yang diterima
CNNIndonesia.com, Mei 2020, lima platform di Indonesia mengalami lonjakan di atas 200 persen sejak 15 Maret 2020.
 Berdasarkan data JustWatch yang diterima CNNIndonesia.com, Mei 2020, lima platform di Indonesia mengalami lonjakan di atas 200 persen sejak 15 Maret 2020. (CNNIndonesia/Basith Subastian) |
Serupa, riset Media Partners Asia (
MPA) juga menunjukkan Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami lonjakan streaming video hingga 60 persen dalam empat bulan terakhir, selain Malaysia, Filipina, dan Singapura.
CNNIndonesia.com telah mencoba mengonfirmasi beberapa temuan itu kepada sejumlah perwakilan layanan streaming legal di Indonesia, namun mereka tidak secara lugas mengungkapkan detail lonjakan pelanggan.
Meski begitu, Netflix pada April 2020 mengakui mereka diuntungkan dari kondisi pandemi.
Variety mengabarkan Netflix mendapatkan 15,7 juta pelanggan baru di kuartal pertama 2020.
Dalam surat Netflix kepada para pemegang saham yang dikutip Variety, layanan streaming asal Amerika Serikat itu menyebut "Pertumbuhan pelanggan kami secara temporer telah terdongkrak karena kebijakan isolasi,".
Jalan PintasSementara itu, Ujang menyebut banyak orang ingin rasa egonya terpenuhi di era modern seperti saat ini.
Sehingga, tak jarang ego itu menghasilkan penyimpangan (
ill behaviour) seperti mengakses laman streaming ilegal, hingga pembelian paket murah di luar laman resmi yang kini mulai menjamur di media sosial.
"Kadang ada kebanggaan walau menggunakan yang palsu. Konsumen itu kalau ada kesempatan akan memaksimalkan kepuasannya walau sering kali melakukan yang ilegal," kata Ujang.
"Padahal layanan streaming sudah mendidik konsumen supaya mau bayar dan tampaknya konsumen [di Indonesia] sudah bisa menyesuaikan tuntutan itu. Hanya saja masih ada yang cari murah dan jalan pintas," lanjutnya.
 Platform streaming dianggap lebih mampu memuaskan keinginan penggunanya apalagi di masa serba terbatas seperti kala pandemi dibanding media hiburan lainnya yang tersedia: televisi. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) |
Masalahnya, pelaku "jalan pintas" itu terbilang besar di Indonesia. Berdasarkan berdasarkan survei dari
YouGov yang dipublikasikan pada Desember 2019, sebanyak 63 persen konsumen daring atau online di Indonesia menonton situs web streaming atau situs torrent.
Para pengguna layanan ilegal tersebut menggunakan berbagai media, mulai dari situs hingga aplikasi. Bahkan 44 responden berusia 18 hingga 24 tahun mengaku menggunakan layanan ilegal tersebut.
Alasan penggunaannya pun beragam, mulai dari kelengkapan hingga kecepatan pembaharuan konten dan terbentuk blokade provider telekomunikasi.
"Biasanya konsumen kalau disinsentifnya tidak langsung, mereka tidak akan merasa bersalah sepanjang dianggap tidak merugikan orang lain," kata Ujang.
"Padahal itu merugikan produsen [industri perfilman] dan dari sudut pandang etika, itu tidak baik. Tapi esensi itu hilang karena menonjolkan hobi dan egonya,"
Kondisi tersebut diperburuk dengan minim dampak hukum bagi pelaku. Sehingga, penyedia serta pengguna layanan ilegal dinilai terus merasa tak bersalah.
Padahal, berdasarkan UU Hak Cipta, perbuatan mengunduh film bajakan dapat dikenakan pidana paling lama empat tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar.
"Jadi ini [soal]
demand and supply, meski konsumen sebenarnya bisa untuk tidak melakukan itu. Tapi karena hobi dan keterbatasan anggaran, [akses ilegal] itu terjadi," tuturnya.
 Daftar 5 Film Teratas di Layanan Streaming kala Pandemi menurut JustWatch di Indonesia. (CNNIndonesia/Basith Subastian) |
Usai PandemiGelombang lonjakan pelanggan kini masih dirasakan oleh layanan streaming seiring kebijakan pembatasan sosial yang masih diberlakukan di sejumlah daerah. Namun menurut Ujang, hal itu akan bisa berubah usai kondisi membaik.
Menurut Ujang, penurunan aktivitas layanan streaming memungkinkan terjadi karena pengguna akan kembali berinteraksi dengan orang lain dan berpeluang berhenti berlangganan.
"Jadi streaming itu bisa jadi digantikan kenyamanan bertemu teman dan sahabat sehingga waktu menonton bisa berkurang," kata Ujang.
Tetapi, ia tak menutup kemungkinan pandemi juga membuat beberapa orang jadi candu menonton dan membuat mereka terus berlangganan layanan streaming legal.
Secara terpisah, dua platform streaming di Indonesia yakni Netflix dan Viu memiliki siasat untuk mempertahankan perhatian pelanggan terhadap layanan mereka.
Country Head Viu Indonesia Varun Mehta mengatakan platformnya akan terus memproduksi konten orisinal berkualitas tinggi di Indonesia dan seluruh dunia.
"Kami ingin mendukung bakat lokal untuk menghasilkan tontonan yang menarik secara global, karena Indonesia memiliki begitu banyak cerita untuk dibagikan kepada dunia," kata Vahrun lewat keterangan tertulis kepada
CNNIndonesia.com.
Serupa, Juru bicara Netflix juga mengatakan selalu memberikan kenyamanan, kelegaan, serta kebersamaan bagi penggunanya. Konten yang dijanjikan mulai dari film dan drama Korea, dokumenter hingga film hit lokal selalu disiapkan bagi penikmat film di Indonesia.
"Fokus Netflix selama ini selalu konsisten, kami selalu menghubungkan orang-orang ke cerita-cerita yang mereka sukai," tulis juru bicara Netflix dalam pernyataannya.
(chri/end)