Aktor Yoo Ah-in tak khawatir film terbarunya, #ALIVE, bakal kalah saing dari Train to Busan 2: Peninsula. Ia meyakini dua film tersebut akan menarik perhatian banyak penonton meski sama-sama menawarkan serangan zombi dalam cerita.
"Saya prediksikan #ALIVE akan memonopoli sekitar satu bulan sejak dirilis. Jadi saya tak begitu khawatir," kata Yoo Ah-in sembari tertawa.
Keyakinan itu muncul sebab #ALIVE akan tayang satu bulan lebih awal daripada Peninsula. #ALIVE bisa mulai disaksikan penonton di Korea Selatan mulai 24 Juni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Peninsula dijadwalkan tayang Juli 2020. Film tersebut juga masuk seleksi Cannes Film Festival 2020.
"Dalam situasi seperti ini, film kami termasuk yang dirilis lebih dulu. Saya harap #ALIVE dan Peninsula sama-sama bertahan. Meski keduanya memiliki genre serupa, saya rasa mereka benar-benar berbeda," tutur Yoo Ah-in seperti dilansir News1 via Naver.
Oleh sebab itu, ia juga meyakini penonton akan memiliki sensasi dan pengalaman menonton yang berbeda ketika menyaksikan #ALIVE dan Peninsula.
Secara garis besar, #ALIVE dan Peninsula sama-sama akan menggambarkan kondisi sekelompok orang di tengah serangan para zombi.
#ALIVE merupakan film survival thriller yang mengisahkan wabah penyakit misterius yang membuat pengidapnya saling menyerang. Yoo Ah-in dan Park Shin-hye berperan sebagai orang yang terjebak dalam apartemen ketika kekacauan itu terjadi.
Yoo Ah-in menilai #ALIVE berbeda dari film atau serial zombi lainnya karena film yang disutradarai Cho Il-hyung ini akan lebih menonjolkan keinginan terbesar banyak orang untuk tetap hidup di tengah permasalahan daripada mencari cara untuk menghentikan serangan zombi.
Sementara itu, Peninsula merupakan salah satu film yang paling dinantikan karena menjadi sekuel dari film horor terlaris sepanjang sejarah di Korea Selatan, Train to Busan.
Film yang masih disutradarai Yeon Sang-ho ini akan menceritakan kehidupan sejumlah orang, salah satunya Kang Dong-won, yang berhasil selamat dari serangan zombi di Korea Selatan empat tahun lalu.
Namun, mereka kini terpaksa kembali ke Korea Selatan atau yang berubah menjadi Peninsula tersebut untuk menjalankan misi dengan imbalan uang ratusan miliar rupiah.