Jejak Gerilya Fan K-pop dalam Isu Sosial Politik Dunia

CNN Indonesia
Selasa, 23 Jun 2020 08:36 WIB
To go with Entertainment-SKorea-music-Kpop-fans,FEATURE
In a photo taken on April 9, 2015 kpop group 'Mad Town' perform during filming of the 'Kpop Countdown' tlevision show. They don't fit the normal fan profile, but South Korea's 40-something K-pop
Ilustrasi penggemar K-Pop. Fan K-pop atau yang akrab disapa K-popers kini makin gencar berpartisipasi dalam permasalahan sosial dan politik di dunia.(ED JONES / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fan K-pop atau yang akrab disapa K-popers kini makin gencar berpartisipasi dalam permasalahan sosial dan politik di dunia. Salah satu yang terbaru adalah disebut menyabotase kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Tulsa.

Hal itu mereka lakukan bersama dengan pengguna TikTok. Mereka beramai-ramai memesan tiket kampanye Trump namun tidak hadir pada hari-H.

Aksi itu membuat ribuan bangku di lokasi kampanye kosong. Padahal tim kampanye Trump mengklaim satu juta tiket habis dipesan pendukung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gerakan itu dilakukan sebagai bentuk protes kepada Trump yang malah menggelar kampanye pada 19 Juni. Tanggal itu sesungguhnya menjadi peringatan akhir perbudakan di Amerika Serikat atau akrab disebut Juneteenth.

K-popers tidak hanya menyabotase kampanye Trump. Sebelumnya, mereka menggunakan fancam yang sesungguhnya selama ini dianggap mengganggu oleh sekelompok pihak menjadi 'senjata' melawan polisi kala aksi dukungan terhadap George Floyd dan Black Lives Matter.

Kala itu, Kepolisian Dallas mengumumkan peluncuran aplikasi iWatch Dallas melalui akun resmi Twitter mereka dengan maksud menampung laporan aktivitas ilegal di tengah aksi.

Alih-alih mendapat laporan, kicauan tersebut malah dibanjiri dengan fancam banyak idol dan cuitan-cuitan yang sama sekali tak berhubungan dengan aksi.

Tak hanya itu, K-popers juga masuk ke Google Play Store dan App Store untuk memberikan komentar tentang idol mereka serta bintang satu terhadap aplikasi tersebut.

Kurang dari 24 jam, Kepolisian Dallas mengumumkan terjadi permasalahan teknis terhadap aplikasi tersebut sehingga tak lagi bisa diakses.







Tak hanya di luar negeri, penggemar K-pop di Indonesia juga ikut turun tangan kala terjadi ketidakadilan. Fan lokal bersatu kala komika Bintang Emon diserang buzzer karena mengomentari kasus hukum penyidik KPK Novel Baswedan.

Mereka menggaungkan tagar #BINTANGEMONBESTBOY di Twitter setelah Bintang Emon diserang akun anonim yang menyebutnya menggunakan narkotika jenis sabu.

Fan K-pop juga kembali bersatu di jagat maya untuk melawan #WhiteLivesMatter, tanda pagar yang disinyalir digaungkan oleh pendukung supremasi kulit putih untuk menenggelamkan #BlackLivesMatter.

Fan BTS dan Monsta X dari California, Sarah Jimenez, mengatakan bahwa "pembajakan" ini sekaligus menjadi upaya untuk mengubah stereotip kebanyakan orang mengenai komunitas pecinta K-Pop.

Menurutnya, sejumlah akun media sosial soal K-pop yang sudah memiliki pengikut banyak juga kini mulai mengurangi unggahan soal para idola dan menggunakan popularitas mereka untuk menyebar pesan baik.

(chri/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER