Iwan Fals kembali beraksi 'Ngalor-Ngidul' lewat akun Youtubenya Selasa (8/12) malam.
Kritikan sosialnya kali ini disampaikan sembari bersenandung dengan lagu folk song. Ia membawakannya dengan gitar akustik dan harmonika.
Di antara yang menjadi celotehan Iwan Fals adalah seputar tema kasus-kasus korupsi hingga insiden penembakan berita soal enam anggota Front Pembela Islam (FPI) ditembak mati diduga oleh anggota polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedang asyik mengingat-ingat kasus korupsi. Hei, ada enam orang FPI ditembak mati polisi, Innalillahi...Di Tol Cikampek dini hari, pas saya pulang dari tambal gigi di dokter gigi. Gini-gini [saya] masih punya gigi."
"Teman telepon, suruh lihat handphone. Ternyata benar, saya pikir enggak benar. Waduh. Ada apa ini? Ya sudah, kita ikuti saja jalan ceritanya. Ikuti saja kemana nuranimu berbicara," demikian penggalan akhir senandung folk song Iwan Fals.
Dalam senandungnya di akun Youtube Ngalor-Ngidul Iwan Fals, musisi itu membuka pembahasan dengan mengingatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus korupsi yang belum dituntaskan.
"Ini kasus-kasus korupsi yang belum dituntaskan KPK negeri yang cantik ini. Suap Innospec ke pejabat Pertamina, Bailout Bank Century, proyek Hambalang, korupsi wisma atlet di Palembang, suap pemilihan Deputi Gubernur BI, proyek SKRT Kehutanan, hibah kereta api dari Jepang, korupsi alkes di Kemenkes, simulator SIM."
"Pembangunan PLTU di Tarahan 2004, rekening gendut, suap Bakamla, suap Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, suap Rolls Royce PT Garuda Airways, Korupsi di Pelindo II, Korupsi KTP elektronik, kasus Jiwasraya Asabri," Iwan Fals melanjutkan.
Sembari mengingat-ingat dan membawakan lagi, Iwan Fals seolah bertanya kepada penonton yang menonton Youtube-nya sembari tersenyum.
"Apakah masih ada lagi? Apakah perlu disebut nama-nama koruptornya? Ah jangan ah, malu. Nggak enak saya, sama keluarganya," ia melanjutkan senandung.
"Dan menurut ICW yang saya baca di jemplo, jemplo, jemplo, jempol, ada 169 korupsi sepanjang semester satu 2020. Dengan kerugian negara 18,1 triliun rupiah."
"Waduh, coba buat saya. Bisa buat konser keliling. He he heeeey...Bisa buat bantu anak yatim dan jompo dan tetangga-tetanggaku yang enggak mampu."
(bac)