DI BALIK STUDIO

Lika-liku J Alfredo Meramu Gaung Ego dalam Romantic Echoes

CNN Indonesia
Senin, 28 Des 2020 01:03 WIB
Jauh sebelum dikenal sebagai vokalis Pijar, J Alfredo memendam ego untuk membuat proyek musik solo. Asa itu terwujud akhir tahun lalu melalui Romantic Echoes.
Jauh sebelum dikenal sebagai vokalis Pijar, J. Alfredo memendam ego untuk membuat proyek musik solo. Asa itu terwujud akhir tahun lalu melalui Romantic Echoes. (Arsip Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jauh sebelum dikenal sebagai vokalis Pijar, J. Alfredo memendam ego untuk membuat proyek musik solo dengan lagu-lagu yang sesuai dengan keinginannya. Asa itu akhirnya terwujud pada akhir tahun lalu melalui Romantic Echoes.

Dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu, musisi yang karib disapa Jakjek itu mengenang kembali kala ego itu mulai muncul di dalam dirinya.

Kala itu, Jakjek masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) di Medan, Sumatera Utara. Kala itu, ia membentuk band rock, tapi masih merasa belum bisa menyalurkan egonya secara total.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu, gue pengin bikin lagu yang bisa dinyanyikan orang, makanya gue membentuk Pijar. Ternyata, mungkin di Pijar ego dan eksplorasi gue belum cukup. Gue pengin bikin lagu yang bisa lebih dinyanyikan," kata Jek.

Meski demikian, Jek tidak ngoyo meramu musik yang sesuai dengan keinginannya. Secara perlahan, ia melakukan riset dengan mendalami musik yang ia suka, seperti pop, rock, dan klasik.

Selain itu, Jek mengaku dalam pikirannya kerap muncul notasi-notasi yang bisa dijadikan sebuah lagu. Ia selalu merekam notasi tersebut di ponsel dengan bergumam agar tidak lupa dan hilang begitu saja.

"Gue mulai merekam notasi itu 2018. Entah itu di motor atau di mana pun, pasti gue rekam. Di akhir tahun 2019, gue melihat rekaman notasi gumaman ada banyak. Saat itu gue merasa ini waktu yang tepat untuk bikin proyek solo," kata Jek.

Ia kemudian berkata, "Romantic Echoes dan Pijar itu memang beda. Gue lebih mengalir di Romantic Echoes. Misalnya, ketika lagi tur sama Pijar, notasi suka muncul di kepala gue dan gue sadar ini bukan notasi untuk Pijar."

Jek akhirnya memperkenalkan diri sebagai Romantic Echoes dengan merilis dua single sekaligus bertajuk You Made Me Smile dan You Made Me Cry pada 2019. Dalam dua single itu, ia berkolaborasi dengan solois Oslo Ibrahim.

[Gambas:Youtube]

Tidak berhenti sampai di sana, Romantic Echoes merilis empat single selama Februari sampai Mei 2020 sebagai promo album perdana. Single tersebut adalah Permataku, Arungi, Tentang Bunga, dan Yang Tercinta.

Sembari merilis single secara berkala, Jek meramu musik di studio untuk menyelesaikan album perdana Romantic Echoes. Selain menjadi penulis lirik, ia juga berperan sebagai produser untuk seluruh lagu Romantic Echoes.

Romantic Echoes akhirnya merilis album perdana bertajuk Persembahan dari Masa Lalu pada Juni lalu. Secara keseluruhan, Persembahan dari Masa Lalu merupakan album pop. Namun bila dilihat lebih dalam, terasa suasana 80-an dengan sentuhan rock, elektronik, dan psikedelik.

[Gambas:Youtube]

Gaya bernyanyi Jek yang mengayun melebur sempurna dengan ragam genre dalam album tersebut. Namun karena peleburan berbagai genre itu, beberapa lagu terasa seperti karya Sore, misalnya Permataku dan Yang Tercinta.

"Kalau ada yang bilang album ini mirip Sore, Naif, atau Dewa 19, gue enggak menyangkal. Gue besar dan mulai mengetahui musik dengan mendengarkan lagu-lagu mereka," kata Jek.

"Jadi mungkin alam bawah sadar gue membawa ke sana dan gue mengalir saja saat garap album ini. Enggak pernah secara sengaja bikin lagu seperti Carolina milik Sore atau Lagu Cinta milik Dewa 19."

[Gambas:Youtube]

Lebih lanjut, Jek menjelaskan bahwa sejak awal menggarap Persembahan Dari Masa Lalu, ia memang ingin membuat lagu bertema cinta. Menurutnya, tahun 2020 sudah terlalu banyak masalah, mulai dari pandemi hingga politik, sehingga butuh sesuatu yang menyenangkan.

"Tapi sebenarnya, nama Romantic Echoes itu enggak ada kaitan sama lagu bertema cinta yang gue bikin. Gue mengartikan nama itu kayak suatu gema kalau orang berada di sekitar akan senang. Mood positif, bisa bergema positif di tengah hiruk pikuk," kata Jek.

Setelah 2020, Jek ingin menggemakan kembali Persembahan dari Masa Lalu dengan rencana perilisan format fisik pada 2021. Selain itu, ia juga ingin menggelar konser Persembahan dari Masa Lalu.

(adp/has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER