365 Days vs Fifty Shades, dari Cerita hingga Adegan Panas

CNN Indonesia
Jumat, 25 Des 2020 00:50 WIB
Salah satu hal yang paling sering dibahas dari 365 Days adalah kemiripannya dengan Fifty Shades, mulai dari cerita hingga adegan panas.
Salah satu hal yang paling sering dibahas dari 365 Days adalah kemiripannya dengan Fifty Shades, mulai dari cerita hingga adegan panas. (dok. Next Films/Netflix via IMDb)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu hal yang paling sering dibahas dari film drama erotis romantis 365 Days adalah kemiripannya dengan kisah trilogi novel juga film Fifty Shades. Meski begitu ada pula perbedaan besar di antara keduanya.

365 Days mengisahkan perjalanan cinta antara Massimo Torricelli dengan Laura Biel. Keduanya bertemu ketika Laura berlibur ke Sisilia, Italia, dan diculik oleh Massimo yang merupakan mafia di sana.

Laura dijanjikan akan dibebaskan oleh Massimo asalkan selama 365 hari, perempuan itu tak jua jatuh cinta akan pria tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan trilogi Fifty Shades mengisahkan perjalanan cinta antara Anastasia 'Ana' Steele dengan miliuner Christian Grey. Keduanya bertemu ketika Ana menggantikan temannya harus mewawancarai Grey untuk koran kampus.

Keduanya rupanya memiliki ketertarikan satu sama lain. Namun Ana tak mengetahui bahwa untuk mencintai Grey, ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan, termasuk menjalani hubungan seksual yang tak biasa.

365 Days/ 365 Dni365 Days mengisahkan perjalanan cinta antara Massimo Torricelli dengan Laura Biel. (dok. Ekipa via imdb)

Cerita

Dari segi cerita, kedua film ini sama-sama berasal dari novel erotis karya novelis perempuan. 365 Days atau yang berjudul asli 365 Dni dikarang oleh Blanka Lipinska yang mengaku terinspirasi oleh trilogi Fifty Shades karya EL James.

Kedua jenis novel itu pun laris di asalnya masing-masing, yaitu Polandia untuk 365 Days dan Inggris untuk EL James. Fifty Shades of Grey bahkan tercatat sebagai salah satu buku laris di dunia, terjual 125 juta kopi secara global per Juni 2015.

Ceritanya pun hampir mirip. Kedua narasi mengisahkan perjalanan cinta antar sepasang insan yang semula tak saling mengenal. Namun seiring berjalannya waktu, cinta pun tumbuh.

Kisah keduanya juga sama-sama berbalut dengan kemewahan. Grey dikisahkan adalah seorang pengusaha sukses, sedangkan Massimo adalah keturunan mafia papan atas di Sisilia dan mampu menyediakan apapun yang diinginkan sang perempuan.

Meski begitu, kritikus film lebih galak kepada 365 Days dibandingkan Fifty Shades. Fifty Shades masih digolongkan sebagai drama romantis meskipun ceritanya yang dianggap receh dan mengada-ada.

Namun ketika 365 Days muncul, terutama versi film, berbagai kritik hingga hinaan datang untuk film garapan Polandia dan disiarkan oleh Netflix ini.

Berbagai kritik itu mulai dari cerita yang tak masuk akal, alur narasi dan penuturan yang berantakan, hingga kontroversi atas glorifikasi kekerasan pada perempuan serta sindrom Stockholm.

Fifty Shades of GreyTrilogi Fifty Shades mengisahkan perjalanan cinta antara Anastasia 'Ana' Steele dengan miliuner Christian Grey. (dok. Focus Features via IMDb)

Hubungan Antar Tokoh Utama

Baik 365 Days maupun trilogi Fifty Shades memang berputar pada kehidupan pasangan utamanya, mulai dari pertemuan, pendekatan, emosi, hingga di atas ranjang. Oleh karenanya, kedua film ini amat bergantung pada chemistry para aktor juga aktris utama.

Pada Fifty Shades, kisah trilogi menggambarkan dengan jelas emosi dan keterikatan antara Ana dan Grey yang ditampilkan secara bertahap juga perlahan hingga memuncak pada saga ketiga: Fifty Shades Freed.

Hubungan antara Ana dan Grey pun digambarkan dalam dua sisi. Sisi yang pertama adalah sebagai pasangan kekasih, jutawan dan rakyat jelata, pada umumnya.

Di sisi lain, hubungan mereka berbalut misteri yang cenderung tak umum meskipun hal itu berjalan sesuai dengan keinginan kedua belah pihak.

Sedangkan pada kisah 365 Days, hubungan antara Laura dan Massimo seperti kisah Beauty and the Beast dalam bungkus telenovela, yaitu bagaimana ketika seorang perempuan diambil paksa untuk menemani seorang pria.

Keterkaitan antara Laura dan Massimo pun bisa dibilang tak seutuhnya memiliki nuansa romansa. Meski aksi intim sering ditonjolkan dalam 365 Days, sebagian di antaranya dipandang banyak kritikus tak seromantis Fifty Shades.

Emosi yang muncul antara Laura dan Massimo pun lebih banyak berisi pemberontakan, amarah, birahi, dan kesedihan, alih-alih kebahagiaan yang hanya secuplik dirasakan dari film ini.

[Gambas:Instagram]

Adegan Panas

Adegan panas adalah topik yang selalu dibahas antara kedua film erotis ini. Betapa tidak, keduanya menjual adegan dan cerita panas dalam bentuk yang sebenarnya tak bisa setara untuk dibandingkan.

Dari segi cerita, Fifty Shades jelas menampilkan adegan panas berupa kisah seksualitas berbalut BDSM yang masih dibumbui romansa juga asmara.

Sedangkan pada 365 Days, keintiman berbalut romansa bukanlah jualan utama dari kisah percintaan Laura dan Massimo. Keduanya memang pada akhirnya jatuh cinta, setelah melewati berbagai seks yang membara oleh birahi.

Api birahi antara Laura dan Massimo ini pun didukung secara teknik sinematografi. Sinematografer Bartek Cierlica yang terlibat dalam 365 Days pun mengakui mereka memang membiarkan gambar diambil secara vulgar dan eksploratif.

Ia mengatakan pada dasarnya tim produksi ingin penonton turut berpartisipasi dalam permainan yang hendak dicoba karakter Laura Biel (Anna-Maria Sieklucka) kepada Massimo Torricelli (Michele Morrone).

[Gambas:Youtube]


"Kami ingin kamera benar-benar tak terlihat untuk membiarkan mereka (Anna-Maria dan Michele) berakting. Sehingga, itu membutuhkan waktu yang sangat, sangat lama," kata Cierlica.

Ia mengatakan selalu berusaha menciptakan suasana seintim mungkin sebelum mengambil gambar bagi para aktor.

"Kami ingin adegan tersebut menjadi sangat indah. Kami ingin penonton mendengar bisikan, serta napas mereka," ucap Cierlica seperti dilansir Variety. "Tetap alami, otentik, tanpa melewati batas pornografi,"

Hal itu berbeda dengan Fifty Shades yang sebagian besar mencitrakan adegan seksualitas itu terjadi dalam benak penonton, tidak secara vulgar eksplisit pada gambar. Hal ini bisa dimaklumi karena Fifty Shades sejatinya berpusat pada romansa antara Ana dan Grey.

Maka dari itu, wajar rasanya banyak netizen yang kemudian mempertanyakan rating untuk 365 Days dan menyebutnya lebih "hardcore" dan merasa Fifty Shades tak lebih dari sekadar "film remaja".

[Gambas:Youtube]

(end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER