Budayawan Sujiwo Tejo menyarankan pemerintah Indonesia untuk menertibkan buzzer yang ada di media sosial. Hal itu ia sampaikan sebagai respons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengajak masyarakat aktif mengkritik.
Sujiwo Tejo menjelaskan masyarakat sudah aktif memberikan kritik ke pemerintah. Namun, orang yang memberikan kritik kerap diserang oleh buzzer yang bersifat pribadi.
"Kritik berupa pikiran dan sikap dibalik dengan serangan pribadi yang sering tanpa bukti. Plus maki-makian," kata Sujiwo Tejo sebagaimana dilansir detik.com, Selasa (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia memandang ajakan Jokowi aktif mengkritik pemerintah menjadi bukti bahwa buzzer yang ada selama ini bukan buzzer Istana. Namun, ada buzzer penumpang gelap yang ingin membuat Jokowi terlihat antikritik.
"Kalau Pak Jokowi ingin masyarakat aktif mengkritik government-nya ya tertibkan itu buzzer-buzzer penumpang gelap via Polri dan Kemenkominfo," kata Sujiwo Tejo.
Di sisi lain, ia menilai kemunculan buzzer juga berguna untuk menyeleksi kritikus. Menurutnya hanya sedikit tokoh atau pengkritik yang tahan dari serangan buzzer dan konsisten menjadi kritikus.
Sebelumnya, Jokowi meminta masyarakat lebih aktif menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah. Ia pun meminta pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini ingin pelayanan publik semakin baik di masa mendatang. Dia berharap seluruh pihak ikut ambil bagian dalam mewujudkannya.
"Masyarakat harus lebih aktif menyampaikan kritik, masukan, atau potensi maladministrasi, dan pelayanan publik harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan," kata Jokowi saat berpidato di Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin (8/2).
![]() |