BPS Prediksi Produksi Beras Januari-April 2021 Naik 26,84%

Advertorial | CNN Indonesia
Selasa, 02 Mar 2021 00:00 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi merilis angka tetap produksi padi di Indonesia, Senin (1/3).
Foto: Shutterstock
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi merilis angka tetap produksi padi di Indonesia, Senin (1/3). Dalam datanya, BPS mencatat produksi padi di 2020 mencapai 54,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau meningkat 45,17 ribu ton (0,08) persen dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Dari jumlah tersebut, jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan, produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton atau naik 21,46 ribu ton (0,07 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 31,31 juta ton. Namun angka ini masih dominan di beberapa provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Soal produksi padi, Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan kinerja sepanjang 2020 masih relatif terjaga. Meskipun variasi produksi antar provinsi dan kabupaten/kota masih perlu menjadi perhatian.

Di samping itu, Suhariyanto juga menyebutkan potensi produksi periode Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau meningkat 3,08 juta ton (26,84 persen) dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 11,46 juta ton. Adapun potensi luas panen padi pada subround Januari-April 2021 tersebut mencapai 4,86 juta hektare atau naik sekitar 1,02 juta hectare (26,53 persen) dibandingkan subround Januari- April 2020 yang sebesar 3,84 juta hektare.

"Potensi Februari sampai April bisa berubah, namun potensi ini perlu diamati supaya kita bisa membuat perencanaan yang lebih baik. Setiap bulan akan kami update," ujarnya

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi merasa bersyukur atas pencapaian ini. Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil yang dari strategi dan kebijakan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam membangun ketahanan pangan nasional. Ia juga mengatakan capaian tersebut tak lepas dari upaya Kementerian Pertanian dalam menyediakan ketersediaan stok pangan utamanya.

Terkait penurunan luas panen, Suwandi menjelaskan ada beberapa faktor pemicu seperti alih fungsi lahan maupun perubahan preferensi komoditas. Namun, meningkatkan produksi padi membuktikan upaya peningkatan produktivitas membuahkan hasil.

"Bisa lewat perbaikan agroinput, mekanisasi dan penanganan pascapanen yang mampu menekan losses," katanya.

Suwandi tahun ini ada berbagai terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan memajukan pertanian melalui penerapan teknologi benih, alsintan dan manajemen korporasi. Ia juga mengatakan pihaknya juga telah menjalankan beberapa program seperti korporasi petani, perluasan areal tanam baru, kostraling serta food estate.

"Semua bermuara di satu tujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan serta menyejahterakan petani," pungkasnya.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER