Jakarta, CNN Indonesia --
Kehidupan seorang Isyana Sarasvati tak selalu bahagia, seperti tercermin di layar kaca dan di atas panggung. Ia pun pernah merasa stres, salah satunya saat tidak bisa mengerjakan sesuatu sesuai keinginan.
Pikirannya, kata Isyana, kala itu menjadi keruh karena dikepung banyak tekanan. Adalah support system atau dukungan yang membuatnya bisa kembali tenang dan keluar dari kondisi yang tidak menyenangkan itu.
"Menurut aku support system itu yang paling penting. Orang yang betul-betul bisa kita percaya, yang selalu ada di sisi kita, yang selalu bisa membantu kita," kata Isyana dalam wawancara virtual dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan bahwa support system paling besar dalam hidup adalah keluarga dan suaminya, Rayhan Maditra Indrayanto. Mereka sudah ada di sisi musisi asal Kota Kembang ini sejak dulu, sebelum terjun ke industri musik.
Isyana sendiri tak masuk dalam industri musik secara tiba-tiba dan asal. Sejak kecil ia mengikuti les piano dan biola, kurang lebih setiap hari ia menghabiskan waktu delapan jam untuk berlatih.
Dari situ sang ibu melihat bakat dan potensi Isyana hingga mendaftarkannya ke berbagai lomba. Puncak prestasi diraih ketika Isyana membuat lagu instrumental bertajuk Wings of Foreshadow, melewati beberapa tahap seleksi hingga dikonserkan di Jepang pada 2008.
 Isyana Sarasvati (kanan) dan sang kakak, Rara Sekar (Foto: CNN Indonesia/M. Andika Putra) |
Bukan tanpa alasan, lagu itu Isyana buat karena rindu dengan Rara sang kakak yang berada di Amerika Serikat. Lewat lomba tersebut, Wings of Foreshadow lolos tingkat nasional, benua, dan dunia.
"Kami sister yang dari kecil enggak pernah berantem. Kan orang tuh pasti ngebayangin kalau perempuan waktu kecil jambak-jambakan, rebutan baju, yang kayak begitu kan. Itu enggak pernah ada sih," katanya mengingat masa kecil.
Pelantun lagu Il Sogno ini mengingat, Rara adalah penyegar pikiran ketika ia masih menimba ilmu di Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura. Isyana juga sempat sekolah di Nanyang Academy of Fine Arts, Inggris.
Kala itu kehidupan Isyana yang mendalami musik klasik sangat sibuk, berkutat dengan kegiatan resital, karantina diri untuk latihan, hingga ujian. Ia menggambarkan kehidupannya sangat serius yang tentunya sangat membutuhkan hiburan.
"Rara itu refreshing buat aku. Ngajak, 'yuk cover ini cover itu', ternyata dia upload di Soundcloud. Ternyata platform itu bisa dapat engagement dari orang-orang, dari strangers seru juga. Zaman dulu mah positif banget seru banget, sekarang mah wuhu hahaha," kata Isyana.
Setelah lulus, Isyana masuk industri musik Indonesia secara perlahan. Dimulai dari tahun 2014 dengan merilis single perdana bertajuk Keep Being You, kemudian Isyana luncurkan album perdana bertajuk Explore! pada 2015.
Namanya semakin dikenal dan diperhitungkan setelah merilis album kedua bertajuk Paradox (2017), terlebih setelah merilis album ketiga LEXICON (2019) yang sangat berbeda dari karya-karya sebelumnya.
Lewat album yang ia buat sesuai keinginannya itu, Isyana mendapatkan pendengar baru. Sebenarnya ada pula pendengar lama yang justru meninggalkan Isyana. Ia tidak ambil pusing, baginya itu lumrah karena sebuah karya tidak bisa membahagiakan semua orang.
[Gambas:Youtube]
Menurutnya, penting bagi seniman untuk memikirkan diri sendiri dulu ketimbang opini orang lain dalam berkarya. Isyana sendiri menerapkan hal tersebut hingga akhirnya bisa membuat album sebagus LEXICON yang membuatnya bahagia.
Ketenaran dan kesuksesan tidak membuat perempuan yang masuk dalam 30 Under 30 Asia 2020 ini jauh dengan keluarga. Keluarga masih dan tetap menjadi 'support system' paling besar yang sangat ia butuhkan.
"Aku tuh orangnya family woman, aku tuh family bangat anaknya. Kalau liburan tuh pertama penginnya kalau enggak sama suami ya sama keluarga dulu baru teman-teman. Jadi keluarga memang nomor satu sih, ibu, bapak, Rara, Ben, dan semua," kata Isyana.
Ia juga mengaku hal tersebut ditunjang dengan keberadaan suami yang seorang pekerja medis, sehingga membuat lingkungan keluarga Isyana menjadi lebih baik.
"Kebetulan suami aku juga sangat mendalami tentang mental health. Dia kan sekarang ambil spesialis psikiatri, jadi terbantu jugalah dengan support system yang baik," kata Isyana.