Hyotan Lamp, Seni Mengukir Labu Menjadi Lampu Cantik

CNN Indonesia
Minggu, 30 Mei 2021 06:37 WIB
Di Jepang, labu bisa menjadi sebuah lampu yang cantik dan memantulkan bayangan cahaya yang bercerita. (Arsip Gumino Lamp)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berbentuk seperti tetesan air gemuk dan berpendar dalam gelap dengan cahaya keluar dari lubang-lubang yang diukir dan bisa membentuk cerita, lampu labu menjadi salah satu karya seni yang menarik minat masyarakat Jepang.

Masyarakat Jepang mengenal labu sebagai hyotan (dibaca hyotang) dan tumbuh subur di sana. Sebagian digunakan sebagai pangan, sisanya sebagai karya seni seperti hyotan lamp ini.

Pada dasarnya, lampu labu ini dibuat dari hyotan yang dilubangi, dikeringkan, dan diukir dengan lubang-lubang sesuai keinginan. Lubang tersebut bisa hanya berupa motif, bahkan sebuah cerita.

Nantinya, hyotan lamp menjadi penutup lampu sehingga pendar cahaya yang akan muncul akan membentuk gambar serta suasana yang indah.

Salah satu seniman yang menggeluti kerajinan tersebut adalah oleh pria asal Bali, Nyoman Saka, dan istrinya yang asli orang Jepang, Matsumoto Masayo. Keduanya menghasilkan karya seni itu dari labu yang mereka tanam dan panen sendiri.

Kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, Nyoman menyebut kerajinan hyotan lamp yang mereka kerjakan ini adalah proyek Masayo sebelum keduanya bertemu dan menikah.

Sekitar 2000 silam, Masayo yang kala itu menetap di Okinawa, melihat hyotan berlubang-lubang dan terinspirasi membuat lampu darinya. Masayo yang gemar membuat sesuatu sejak kecil kemudian mencoba bereksperimen bersama temannya.

"Dulu belum banyak orang lain yang membuat hyotan lamp, dan istri saya sama temannya bisa dibilang pionir," kata Nyoman.

Pembuatan hyotan lamp ini disebut bisa memakan waktu tujuh hingga delapan bulan. Masayo menyebut tahapan pertama adalah penanaman bibit labu yang dilakukan sekitar Maret dan selama sebulan. Setelahnya, bibit labu dipindahkan ke kebun dengan atap transparan dan ditumbuhkan hingga 5-6 bulan untuk bisa dipanen.

Masyarakat Jepang mengenal labu sebagai hyotan (dibaca hyotang) dan tumbuh subur di sana. (Arsip Gumino Lamp)

Menurut Nyoman, menjaga kesehatan tanaman labu jadi tantangan yang cukup berat. Serangan hama berupa ulat dan penyakit tumbuhan bisa membuat tanaman labu mati.

Dalam satu masa tanam, Masayo dan Nyoman bisa menghasilkan 400-500 labu dari 15-25 batang yang ditanam, dengan kerusakan buah akibat proses alam juga tahapan produksi sebesar 10 persen.

"Kami panen pada bulan Agustus atau September. Kalau di Jepang, ini saat musim panas. Setelah panen, kami melubangi bagian bawah hyotan kemudian direndam dalam air untuk proses pembusukan daging," kata Masayo.

"Setelah panen, kami melubangi bagian bawah hyotan kemudian direndam dalam air untuk proses pembusukan daging," kata Masayo. (Arsip Gumino Lamp)

Proses pembusukan ini termasuk tahapan yang penting agar mudah memisahkan daging dengan kulit tanpa merusak kulit tersebut. Setelah itu, kulit hyotan dijemur selama satu hingga dua pekan agar benar-benar kering.

Ketika labu bahan lampu sudah kering, langkah selanjutnya adalah melubangi kulit buah itu dengan bor. Pengrajin mesti memakai mata bor kecil agar mudah membentuk pola dan lubang yang dihasilkan tidak terlalu besar.

"Pelubangan ini cepat, dalam sehari bisa selesai satu lampu. Kalau lampu yang besar dengan pola rumit maksimal baru selesai satu pekan. Sebelum menikah dengan saya, istri saya melakukan semua ini sendiri," kata Nyoman.

Penerang Hubungan, Perkawinan Seni Bali dan Jepang


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :