ANALISIS

Memahami Drama Kehebohan BTS Meal dan Daya Magis Fandom

CNN Indonesia
Kamis, 10 Jun 2021 09:59 WIB
Keriuhan BTS Meal pada 9 Juni 2021 menggambarkan kekuatan fandom bisa begitu besar dalam menggerakkan isu dalam sosial hingga ekonomi di suatu wilayah. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Awalnya, Rabu 9 Juni 2021 mungkin termasuk hari yang dinantikan oleh para penggemar BTS alias ARMY di Indonesia. Pada tanggal itu, menu spesial BTS Meal dirilis menjelang perayaan ulang tahun boyband paling terkenal saat ini di dunia yang jatuh pada 12 Juni.

Nyatanya, kehebohan bukan hanya melanda ARMY. BTS Meal menjadi topik pembicaraan berbagai berita, apalagi kalau bukan ledakan pemesanan menu itu di berbagai gerai McDonald's di Indonesia.

Salah satu restoran cepat saji terbesar itu tak sanggup menghadapi serbuan para ARMY melalui ribuan driver ojol untuk mendapatkan setidaknya satu set menu yang terdiri dari nugget ayam, soda, kentang goreng, dan dua saus spesial, dan dibungkus dengan kemasan warna khas BTS: ungu.

Terlepas dari berbagai pro dan kontra yang terjadi, keriuhan BTS Meal pada 9 Juni 2021 menggambarkan kekuatan fandom bisa begitu besar dalam menggerakkan isu dalam sosial hingga ekonomi di suatu wilayah, termasuk di Indonesia.

Fandom, yang merupakan sebutan bagi mereka yang menggemari sosok idola baik musisi/grup/seseorang lebih dari masyarakat pada umumnya, dikenal luas memiliki karakter khusus: royal atas apapun yang berkaitan dengan sang idola.

Fanatisme ini terjalin bukan hanya karena faktor "suka" atau "gemar" akan karya ataupun sosok sang idola. Namun lebih dari itu, ada 'ikatan batin' yang tercipta antara idola dengan penggemarnya. Aspek ini mungkin akan sulit dipahami bagi mereka yang tidak menyadari atau mengakui diri sebagai penggemar berat seseorang.

Ilustrasi fandom. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)

Secara sederhana, seorang fandom akan terdorong untuk melakukan suatu hal, entah mendukung, membeli karya, membeli segala aksesori, atau pun membela idola mereka. Persis seperti seseorang akan melakukan apapun untuk orang yang mereka cintai.

Gaet Idola, Dapat Pasar

Namun ketika sang idola kemudian digandeng oleh sekelompok pihak dalam menjalankan sebuah bisnis, maka sudah secara otomatis pihak tersebut ikut 'membeli' pasar yang dimilik oleh sang pesohor.

Apalagi bagi beberapa fandom tertentu, sebut saja K-Popers, Swifties (Taylor Swift), pencinta drama Korea dan Thailand, bahkan hingga pencinta Marvel/DC/Star Wars, mereka dikenal loyal dan royal. Mereka rela merogoh kocek mendapatkan barang bertema idola hingga menunggu berbulan-bulan menanti kedatangan pesanan.

Tak perlu pakar ekonomi untuk melihat bahwa fandom, apapun bentuk dan idolanya, adalah pasar yang menjanjikan bagi berbagai industri, mulai dari hiburan hingga makanan juga fesyen.

Hal itu terlihat dari berapa banyak yang bisa dikeluarkan oleh seorang penggemar untuk membuktikan dirinya sebagai penggemar sejati seorang idola. CNNIndonesia.com pernah membahas ini dalam liputan khususnya, Mengeruk Cuan dari Fan K-Pop.

Dalam riset liputan khusus Februari 2019 tersebut, seorang penggemar K-Pop dari kelompok fandom grup/idola siapapun, setidaknya memiliki sebuah album seharga puluhan ribu rupiah untuk versi digital hingga ratusan atau jutaan rupiah untuk versi fisik dan khusus.

Itu baru satu album untuk satu era/rilisan. Untuk satu era/rilisan saja, masih ada aksesori lain seperti kaus, lightstick, poster, hingga berbagai benda marketing lainnya yang makin ajaib seperti tas, alat rias, sampai makanan.

Segala pengeluaran itu hanya dalam satu era. Bagaimana bila setiap kali perilisan, seorang penggemar selalu berusaha melengkapi koleksi sesuai momen tersebut? 

INFOGRAFIS Modal (minimal) Demi Jadi K-Popers Fanatik. (CNN Indonesia/Fajrian)

masih lanjut ke sebelah...

Cuma Paketan Menu


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :