Ki Manteb, Dalang Pancen Oye yang Kenalkan Wayang ke Dunia
Dalang Ki Manteb Sudharsono meninggal dunia pada usia 72 tahun di rumahnya, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (2/7). Dalang yang identik dengan jargon pancen oye ini disebut meninggal dunia karena kelelahan dan penyakit paru-paru yang diderita.
Semasa hidupnya, Ki Manteb berjasa mempopulerkan dan mengenalkan wayang ke dunia. Ki Manteb adalah dalang yang berasal dari Desa Palur, Kabupaten Sukoharjo yang berjarak 10 km dari Kota Solo. Ki Manteb lahir pada 31 Agustus 1948.
Sebelum dilahirkan, orang tuanya hendak memberi nama Soedharsono. Namun, seiring pertambahan usia kehamilan, ibunya yang bernama Soedarti mengidam rokok siong manteb, yakni rokok yang terbuat dari campuran tembakau, klembak serta kemenyan.
"Ya akhirnya nama rokok itu menjadi nama depan saya. Akhirnya lahirlah saya yang seperti ini," kata Ki Manteb kepada CNNIndonesia.com pada 2019.
Ki Manteb pun tumbuh menjadi menjadi dalang, tak jauh karena pengaruh orang tuanya. Ki Hardjo, sang ayah, menginginkan anaknya menjadi pedalang.
Ki Manteb sudah memliki pengalaman pentas sejak berusia delapan tahun. Kala itu, dia membuka penampilan sang ayah dalam sebuah pertunjukan wayang. Ki Manteb main selama enam jam dan mendapat Rp5. Nominal yang besar saat itu untuk ukuran seorang bocah.
Hal-hal yang disampaikan ayahnya sejalan dengan nilai-nilai yang didapat Ki Manteb di sekolah. Namun sayang, Ki Manteb tak bisa menyelesaikan Sekolah Teknik Menengah yang setara Sekolah Menengah Atas karena Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu) 1965. Kegagalan ini membuatnya makin mantap menjadi pedalang.
Pada awal dekade 1970-an, ia berguru kepada dua dalang legendaris, Ki Narto Sabdo dan Ki Sudarman Gondodarsono. Ia juga kerap mencuri ilmu dari dalang-dalang lain, seperti cara nembang sampai menggerakkan wayang yang disebut sebagai 'sabetan'.
Perlahan proses itu menjadikan Ki Manteb jago sabet. Untuk adegan baku hantam, ia berinovasi dengan membuat beberapa sabetan baru yang terinspirasi dari film kung fu kesukaan. Ki Manteb mengaku mengidolakan Bruce Lee dan Jackie Chan.
Titik balik kesuksesan Ki Manteb terjadi di dekade 1980-an. Pada 1985 ia memiliki jadwal rutin menampilkan lakon Banjaran Bima di Jakarta, dipromotori oleh Soedharko Prawiroyudo. Pagelaran yang mengisahkan kelahiran sampai kematian Bima itu diselenggarakan setiap bulan.
Ia juga sempat menjadi sutradara sandiwara radio. Dari situ, Ki Manteb mendapat tawaran menjadi bintang iklan radio produk obat sakit kepala pada tahun 1988. Ia dikontrak dengan bayaran Rp11 juta per tahun.
Tak hanya di dalam negeri, Ki Manteb juga gencar mempromosikan wayang ke luar negeri. Pada 1992, ia ikut B.J. Habibie yang waktu itu duduk sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi untuk acara pameran dagang di Spanyol. Wayang dan gamelan yang sengaja dibawa dari Indonesia sudah laku terjual.
Bisa dibilang, saat itu menjadi masa keemasan Ki Manteb. Nominal yang diterima untuk mendalang pertunjukan wayang, lengkap dengan sinden dan karawitan, mencapai Rp200 juta.
Namun kondisi nyaman itu tak membuat dalang Ki Manteb pancen oye ini lantas berpuas diri. Ia terus melakukan gebrakan, salah satunya dengan mendalang selama 24 jam 28 menit pada 2004. Ia mendapat rekor MURI atas prestasi itu, sebuah catatan rekor yang masih bertahan sampai sekarang.
(chri/ptj)