Musisi sekaligus aktor Didi Riyadi menuliskan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo dan jajaran pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Dalam surat terbuka itu, ia menolak wacana perpanjangan PPKM Darurat. Berbagai alasan mendasari penolakannya terhadap wacana itu, salah satunya adalah faktor ekonomi.
"Sederhana saja pak, sudah pasti banyak yang kena imbasnya terlebih lagi soal perut. Banyak yang tidak bisa kerja, tidak bisa menafkahi keluarga," tulis Didi Riyadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak awal pandemi sampai sekarang banyak usaha yang gulung tikar, karyawan di-PHK, seniman dan musisi tidak lagi bisa manggung."
"Ternyata PSBB, PPKM, atau pun hal sejenis tidak juga mampu meredam penyebaran Covid-19," tulisnya.
"Perpanjangan PPKM Darurat tidak akan bisa selesaikan wabah. Pilihannya seperti buah simalakama, mati karena wabah atau mati karena kelaparan."
Dalam surat, ia juga mengusulkan beberapa hal seperti mengevaluasi PPKM Darurat Jawa-Bali apabila tidak berdampak signifikan, terutama dalam meredam penyebaran Covid-19.
"Mohon pertimbangan mengevaluasi strategi kebijakan dan koordinasi antarlembaga. Sosialisasi dan edukasi semasif-masifnya tentang penanganan yang terpapar Covid-19 dan pola hidup sehat untuk melawan Covid-19," tulisnya.
Ia juga mengusulkan pemerintah untuk menggali ide dan terobosan baru dalam membuat kebijakan terutama yang bersifat solutif, serta mengidentifikasi masyarakat yang terdampak pandemi secara ekonomi dengan alat ukur yang tepat.
Di lain sisi, beberapa waktu sebelumnya, pembawa acara Melaney Ricardo mengaku setuju dengan langkah pemerintah menerapkan PPKM Darurat.
Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya jumlah kasus harian Covid-19 beberapa waktu belakangan.
"Kalau aku setuju, setuju banget karena saat ini enggak ada pilihan," ucap Melaney Ricardo
"Karena aku melihat yang bekerja di hiburan setiap hari aja bekerja bingung. Satu positif, ini positif, itu positif. Kalau dulu positif, orang dengar kita kaget. Sekarang sudah kayak tiap hari (ada kabar positif)," tuturnya.
Tak hanya itu, ia menilai pandemi juga telah menyerang kesehatan mental masyarakat karena begitu banyaknya kabar duka yang beredar.
"Dan kesehatan mental ya yang harus dijagain. Itu WhatsApp grup isinya orang meninggal, berita yang bikin hati cemas. Terus jadi beberapa teman sempat jadi parno, kenanya ke psikis. Sudah sampai swab negatif, tapi badan enggak enak. Kenanya ke psikis."
"Jadi saya setuju sekali karena ini satu-satunya cara untuk menekan yang namanya virus Covid yang sudah genting (terutama) di Jakarta," ucapnya. Baca selengkapnya di sini.
Baca upaya pemerintah tekan kasus Covid-19 dengan PPKM Darurat di halaman selanjutnya..