Penyanyi folk Afghanistan Fawad Andarabi dikabarkan telah diseret dari rumahnya dan dibunuh Taliban di kawasan pegunungan sekitar utara Kabul pada Jumat (27/8). Kabar tersebut dikonfirmasi langsung oleh sang putra, Jawad.
Jawad mengatakan bahwa kepala ayahnya ditembak di kawasan pertanian keluarga, Lembah Andarab, Baghlan utara.
"Dia tidak bersalah. Dia hanya penyanyi yang menghibur banyak orang," ucap Jawad kepada AP seperti dilansir CNN pada Senin (30/8) waktu AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpisah, mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Massoud Andarabi juga sempat menyinggung kematian Fawad Andarabi.
"Kebrutalan Taliban berlanjut di Andarab. Hari ini mereka secara brutal membunuh penyanyi folk, Fawad Andarabi yang membawa kegembiraan bagi lembah ini dan warganya," cuit Massoud Andarabi pada Sabtu (28/8).
Tak hanya itu, Pelapor Khusus PBB untuk hak budaya Karima Bennoune dan Duta Besar UNESCO untuk kebebasan artistik Deeyah Khan mengungkapkan keprihatinan besar atas laporan pembunuhan Andarabi.
"Sebagai Pelapor Khusus PBB untuk hak budaya, (dengan) Duta Besar UNESCO untuk kebebasan artistik Deeyah Khan, saya mengungkapkan keprihatinan yang mendalam tentang laporan pembunuhan mengerikan penyanyi #FawadAndarabi," cuit Bennoune.
"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk menuntut Taliban menghormati #hakasasimanusia #seniman," kata Bennoune, Sabtu (28/8).
Pembunuhan terhadap Fawad Andarabi membangkitkan kekhawatiran akan kembalinya kekuasaan keras kelompok militan 20 tahun lalu, ketika terakhir kali menguasai Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001.
Salah satu aturan kerasnya adalah larangan musik. Kala itu, Taliban melarang sebagian besar bentuk musik karena dianggap tidak Islami.
Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengatakan musik dilarang dalam Islam. Ia juga mengatakan Taliban berharap bisa membujuk orang untuk tidak melakukan hal itu (bermusik).
(chri)