Taliban Kuasai Afghanistan, Pengajar Musik Dirundung Nestapa

CNN Indonesia
Selasa, 31 Agu 2021 10:21 WIB
Kemenangan Taliban merebut Afghanistan membuat pemilik sekolah musik dirundung nestapa.
Ilustrasi musik Afghanistan. Kemenangan Taliban merebut Afghanistan membuat pemilik sekolah musik dirundung nestapa.(AP/Musadeq Sadeq)

Kebanyakan dari murid dan pengajarnya kini berada dalam persembunyian. Berusaha menyelamatkan nyawa setelah sejumlah laporan menyebut Taliban mencari musuh dari pintu ke pintu.

"Kami semua sangat, sangat takut dengan masa depan musik. Kami sangat takut dengan gadis-gadis kami, tentang sekolah kami," kata Sarmast yang meminta identitas sekolah dan murid-muridnya tak dipublikasi.

AP menyebutkan radio dan televisi di Afghanistan telah berhenti menyiarkan musik kecuali lagu-lagu Islami. Namun belum jelas apakah perubahan tersebut merupakan hasil dekrit Taliban atau upaya media menghindari potensi masalah dengan rezim baru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sarmast yang kini berusia 58 tahun adalah anak dari komposer terkenal Afghanistan. Ia mendapatkan suaka dari Australia pada dekade '90-an, kala terjadi perang sipil di Afghanistan.

Pada 1996, Taliban mengambil alih kekuasaan. Kelompok ekstremis ini melarang musik dan menilainya sebagai hal berdosa, kecuali vokal dalam lagu religi. Pita kaset semuanya dirobek dan digantung di pohon kala itu.

Sarmast berharap ada pembaharuan kala AS menginvasi Afghanistan. Usai mendapatkan doktor di bidang musikologi, ia kembali ke kampung halamannya dan mendirikan Afghanistan National Institute of Music.

Sekolah itu berhasil mendidik banyak anak muda dengan bakat musik. Bahkan mendapatkan banyak hibah dana dan beasiswa untuk para muridnya demi mengembangkan bakat mereka. Salah satunya Elham Fanous yang kini berusia 24 tahun.

"Itu adalah sekolah yang luar biasa, semuanya sempurna," katanya. Ia merupakan salah satu murid pertama sekolah itu dan lulus pada 2014. Kini, ia mendapatkan sekolah magister di New York di bidang musik.

"Itu mengubah hidup saya dan saya benar-benar berutang kepada mereka. Tempat bahagia di Afganistan. Saya tak percaya ini terjadi." katanya.

(ap/end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER