Serial Conviction, Upaya Memperbaiki Ketimpangan Hukum

Mola | CNN Indonesia
Minggu, 07 Nov 2021 11:00 WIB
Serial Conviction menuturkan kisah Hayes Morrison, pemimpin Conviction Integrity Unit, yang membantu para terpidana menggugat putusan pengadilan. (Foto: Mola)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perkara menegakkan hukum memang bukan soal mudah. Di Indonesia sendiri, kerap terjadi praktik tumpul ke atas, tetapi tajam ke bawah. Terlebih, apabila menyangkut nasib rakyat kecil.

Masih hangat di ingatan, bagaimana Nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah yang divonis penjara 1 bulan 15 hari usai didakwa mencuri buah kakao pada November 2009. Menyusul kemudian, kasus Kakek Samirin, warga Sumatera Utara yang mendapat vonis 2 bulan 4 hari karena memungut sisa getah pohon karet pada Januari 2020.

Aturan hukum di Indonesia memperbolehkan terpidana yang tak puas dengan vonis pengadilan untuk mengajukan upaya hukum, misalnya banding dan kasasi. Syaratnya, terpidana harus memiliki bukti baru yang menunjukkan dirinya tak bersalah. Adapun opsi terakhir, adalah kemungkinan upaya hukum luar biasa, yaitu peninjauan kasus kembali.

Serial Conviction menuturkan kisah Hayes Morrison, pemimpin Conviction Integrity Unit, yang membantu para terpidana menggugat putusan pengadilan. (Foto: Mola)

Hal serupa juga berlaku di Amerika Serikat. Putusan pengadilan dapat digugat melalui bukti baru. Masalahnya, mendapatkan bukti baru itu tidak pernah mudah, membutuhkan usaha ekstra. Hal itu yang tergambar dalam serial drama kriminal Conviction.

Adalah Conviction Integrity Unit, atau CIU, yang turun tangan berupaya membebaskan pemuda berkulit hitam Odell Dwyer (diperankan Maurice Williams), yang divonis penjara 8 tahun atas kejahatan yang tidak dia lakukan. Kekasihnya memang tewas tertembak oleh pistol Odell, tetapi tidak ditemukan DNA Odell pada senjata tersebut.

Di sinilah Conviction Integrity Unit berperan. Unit ini dipimpin oleh Hayes Morrison (Hayley Atwell), pengacara muda berbakat dengan latar belakang istimewa. Hayes adalah mantan putri Presiden AS, seorang wanita yang flamboyan dan menarik, namun memiliki banyak masalah, termasuk soal narkoba.

Hayes memang dibebaskan dari tahanan, tetapi sebagai gantinya, dia harus menerima tawaran jaksa wilayah untuk memimpin Conviction Integrity Unit. Belakangan, terungkap bahwa tawaran itu sarat muatan politis, yang masih terkoneksi dengan ibu Hayes, Harper Morrison (Bess Armstrong).

Serial Conviction menuturkan kisah Hayes Morrison, pemimpin Conviction Integrity Unit, yang membantu para terpidana menggugat putusan pengadilan. (Foto: Mola)

Harper yang seorang senator di New York, rupanya mengincar posisi di senat. Harper merasa harus mengamankan karier politiknya, yang artinya adalah pengaturan skenario untuk mengatasi sang putri yang suka berulah.

Sementara Hayes, di sela pertikaian dengan ibunya, tetap berusaha melakukan yang terbaik untuk membantu para terpidana menggugat putusan pengadilan. Tak jarang, di tengah investigasi dirinya diremehkan dan berselisih dengan anggota tim lain.

Serial Conviction memperlihatkan bahwa sejatinya, setiap orang adalah sama di hadapan hukum. Kasus demi kasus dalam Conviction yang dapat disaksikan melalui aplikasi streaming Mola sungguh layak dicermati, karena memberi gambaran praktik hukum yang sering kali berat sebelah. Upaya Hayes dalam serial Conviction yang dipenuhi kejutan tak terduga memberi harap, akan selalu ada cara mendapatkan keadilan.

(rea)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK