Picu Kekerasan, Joker Diperkirakan Sulit Tayang di TV Jepang

CNN Indonesia
Selasa, 16 Nov 2021 12:10 WIB
Film Joker berpotensi dilarang tayang di televisi Jepang usai insiden penikaman di Kereta Tokyo pada malam Halloween.
Film Joker berpotensi dilarang tayang di televisi Jepang usai insiden penikaman di Kereta Tokyo pada malam Halloween. (Foto: Dok. Warner Bros Pictures)

Salah satu jaringan bioskop di Los Angeles, Landmark yang membawahi 52 bioskop disebut telah memperpanjang larangan penggunaan topeng dan senjata mainan, termasuk kostum apapun, saat penayangan Joker kala itu.

Di sisi lain, Joker menjadi film dewasa pertama yang resmi mencetak angka pendapatan lebih dari US$1 miliar secara global. Selama ini, daftar film dalam 'klub satu miliar dolar' didominasi fim kategori semua umur, bimbingan orang tua, dan 13 tahun ke atas.

Dilaporkan Variety pada 15 November 2019, perolehan itu membuat Joker menjadi proyek film kategori anti-hero paling menguntungkan dalam sejarah. Hal itu mengingat Joker hanya berbujet US$62,5 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesuksesan itu membuat Joker disebut-sebut bakal berlanjut ke Joker 2. Namun, sang bintang Joaquin Phoenix, pada Oktober 2021, mengatakan sama sekali tidak mengetahui rencana tersebut.

"Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dengan sosok ini dan bisa (dieksplorasi) lebih jauh. Tetapi apakah kita benar-benar melakukannya? Saya tidak tahu," tuturnya seperti dilansir Screen Rant bulan lalu.

Phoenix sendiri tampil menawan dalam film Joker yang dirilis pada 2019 lalu. Berkat penampilannya ia mendapat penghargaan Best Actor dalam ajang Academy Awards 2020 dan sejumlah penghargaan bergengsi lain.

Pada September 2020 ia dikabarkan mendapat tawaran US$50 juta atau Rp743,2 miliar untuk kembali memerankan Arthur Fleck alias Joker dalam dua sekuel film Joker. Kurang lebih penggarapan dua film tersebut memakan waktu empat tahun.



(chri)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER