Asumsi itu muncul mengingat masalah yang dihadapi Sri dalam film ini, hamil di luar nikah. Kemudian Pur yang kehilangan cintanya akibat kecelakaan. Jelas premis ini terbilang baru mengingat kisah seperti ini rasanya tak akan mungkin bisa ditayangkan di televisi pemerintah semasa Orde Baru.
Mungkin ini pula yang dimaksud oleh Mathias Muchus kala diwawancara CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu. "Losmen yang sekarang ini ada perpaduan antara [era] klasik dengan sekarang," kata Mathias.
Kombinasi itu pula yang sebenarnya meningkatkan level konflik dalam versi film, bagaimana Sri dengan gaya anak muda Indonesia era milenium dan ceroboh memiliki ibu kolot nan keras kepala yang berpegang teguh pada prinsip orang Jawa: harga diri, citra, dan kehormatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun jauh lebih dari sekadar masalah hamil duluan, Losmen Bu Broto sejatinya menggambarkan bagaimana tiga perempuan utama keluarga ini menghadapi masalah masa lalu dan luka batin juga ketakutannya masing-masing.
Salah satu ketakutan tersebut adalah menghadapi Bu Broto itu sendiri, seperti yang ditunjukkan oleh Sri dan Pur.
Gerak-gerik mereka yang tidak diperbolehkan melihat Bu Broto secara langsung menggambarkan dua hal: tertekan secara mental oleh ibunya, sekaligus sebagai simbol kepatuhan anak kepada orang tuanya. Namun seiring dengan perkembangan karakter dan cerita, tatapan itu pun berubah.
Selain itu, kisah dan ide dalam film ini juga sebenarnya masih bisa paralel dengan Penginapan Bu Broto (1987) walaupun kedua film tersebut tidak punya hubungan sama sekali, saya rasa.
![]() |
Hal inilah yang sebenarnya menjadi nilai lebih Losmen Bu Broto walau memiliki premis bak sinetron. Apalagi, didukung penampilan para pemain meski rasanya menjadi tidak adil bila dibandingkan para legenda pemeran Keluarga Bu Broto pada versi serial.
Para pemain Keluarga Bu Broto pada versi 2021 ini memiliki ciri khasnya dan pesonanya sendiri yang satu sisi memang mengingatkan akan karakter pada dekade 80-an, tapi di sisi lain terasa sebagai permulaan yang baru dan menjanjikan pengembangan lebih luas.
Dengan demikian, bagi Anda yang pernah menyaksikan serial Losmen bahkan menggemarinya, tidak ada salahnya menyediakan waktu pada akhir pekan ke bioskop melihat kelakuan Bu Broto yang sibuk melihat bon-bon pengeluaran losmen.
Namun bagi Anda yang bukan penggemar Losmen, tak ada salahnya pula menyaksikan film ini. Anda tak akan merasa kekurangan apapun untuk memulai menikmati cerita Losmen Bu Broto.
(end)