Drama tersebut pertama kali mendapat kecaman pada Maret 2021, setelah secuplik plot dan deskripsi karakternya bocor.
Plot itu dinilai mengagungkan mata-mata Korea Utara dan badan intelijen negara, yang dituduh menyalahgunakan kekuasaannya untuk menekan pembangkang politik dan aktivis pro-demokrasi di bawah rezim militer terkenal diktator, Chun Doo-hwan pada 1980-an.
Beberapa orang mengatakan karakter utama Snowdrop yang menjadi mata-mata dan menyamar sebagai aktivis pro-demokrasi menyesatkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disebut menyiratkan keterlibatan Korea Utara dalam Pemberontakan Gwangju 1980, seperti klaim Chun Doo-hwan untuk 'membenarkan' penindasan brutal pemerintahnya terhadap gerakan tersebut.
Selain itu, netizen juga menyoroti nama awal karakter perempuan, Eun Young-cho, yang mirip dengan tokoh simbolis aktivis pro-demokrasi, Chun Young-cho.
Di dunia nyata, Chun Young-cho dipenjara dan disiksa. Suaminya juga disiksa hingga meninggal karena dituding sebagai mata-mata.
Pemilihan nama Young-cho mendapat kritik keras netizen hingga membuat jTBC mengganti nama tersebut menjadi Young-ro dan memastikan mereka tidak bermaksud mendistorsi sejarah.
Kecaman bahkan petisi baru juga muncul setelah episode pertama dan kedua Snowdrop tayang pada 18 dan 19 Desember 2021. Drama itu kembali dituding mendistori sejarah mengenai gerakan pro-demokrasi.
Tak hanya itu, netizen juga kini menyoroti karakter lainnya yakni ayah pemeran utama pria drama itu yang diduga terinspirasi dari musisi Korea Yun Isang di dunia nyata.
Dalam episode 2 Snowdrop, Yun Isang dikisahkan sebagai musisi terkenal di Berlin. Sehingga sang anaknya juga belajar di kota itu. Yun Isang juga disebut sebagai pemenang medali.
Namun, ia menghadapi penindasan dan tidak bisa kembali ke Korea. Hal tersebut membuat hanya sang anak yang bisa kembali ke negara tersebut.
Hal itu serupa dengan musisi Yun Isang di dunia nyata yang juga mendapatkan beberapa penghargaan musik. Berdasarkan laman Internationale Isang Yun Gesellschaft E.V, Yun Isang diculik dari Berlin ke Seoul pada 1967.
Ia diculik polisi rahasia Korea, disiksa dan didakwa dengan pengkhianatan tingkat tinggi. Dalam persidangan, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tingkat pertama.
Banyak artis dan pekerja seni di dunia menandatangani petisi untuk pembebasannya. Yun Isang kemudian dibebaskan pada 1969 setelah protes internasional tersebut.
Hingga pada 1971, Yun Isang memutuskan menjadi warga negara Jerman.
Hal-hal tersebut membuat penonton mengkritik klaim sutradara yang mengatakan Snowdrop sepenuhnya fiksi beberapa waktu lalu.
(fby/chri)