Di negara Pegunungan Alpen tersebut, Reino Barack masuk ke asrama dengan pendidikan selayaknya militer. Meski begitu, pengalaman tersebut begitu berkesan dalam benaknya.
"Di sana saya bisa merasakan kehidupan yang baru dan mendapatkan ilmu tentang kehidupan seiring dengan bertumbuh nya usia saya menuju SMA," kata Reino Barack.
"Saya ingat di sana dididik layaknya seorang militer, very strict, they don't joke around with discipline," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disiplin yang ketat tersebut dijabarkan Reino Barack diterapkan dalam banyak hal, mulai dari murid membuka mata, bersiap untuk sekolah, hingga beranjak ke peraduan.
Semua disebut Reino dilakukan secara sistematis. Hal itu yang membuat Reino menyebut pengalamannya di asrama "priceless".
Dari pendidikan ala militer di Swiss tersebut, Reino Barack melanjutkan studi perguruan tinggi ke Prancis, tepatnya Paris. Di kiblat mode dunia tersebut, Reino menempuh studi.
"Total setelah 10 tahun saya menetap di Eropa saya baru kembali ke Indonesia," kata Reino Barack.
Padahal yang sepatutnya membuat kita bahagia itu bisa datang dengan gratis, it's all about your perspective and inner peace.Reino Barack |
Reino mengakui dirinya mendapatkan banyak keistimewaan terlahir sebagai bagian dari keluarga Barack, mulai dari latar keluarga dengan ekonomi yang berkecukupan, hingga bisa merasakan pendidikan di luar negeri.
Meski begitu, ada hal yang lebih penting menurut Reino selain daripada masalah ekonomi.
"Tentu uang itu sangat penting untuk men-sustain kehidupan. Namun banyak orang sering kali menghubungkan uang sebagai lambang kesuksesan," kata Reino Barack.
"Padahal yang sepatutnya membuat kita bahagia itu bisa datang dengan gratis, it's all about your perspective and inner peace. Di dalam pandangan saya pribadi, orang bisa dinyatakan kaya apabila dia sudah memiliki hal yang uang tidak bisa beli." lanjutnya.
(end)