"Jujur di sini apoteknya lengkap banget, mau cari obat apa saja ada dan mereka memang mengutamakan obat batuk pilek berjejer, tinggal pilih dan bagus-bagus obatnya. Cuma selama kasus Omicron naik, cari masker susah banget di sini, cari antigen sudah banget [karena] pada habis," lanjutnya.
Ibu dua anak ini pun menyarankan bagi orang lain yang harus bepergian ke Amerika Serikat, untuk membawa persediaan masker dan alat tes antigen sendiri karena jumlahnya sudah terbatas.
Meski begitu, pemerintah Indonesia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri mengingat sebagian besar kasus Omicron di Indonesia berasal dari pendatang yang tiba dari luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bunga Zainal dalam unggahan itu juga memuji penanganan pandemi di Indonesia yang dinilai sudah bagus dan cepat. Ia juga menyoroti warga Indonesia yang patuh dalam menaati protokol kesehatan sehingga tidak terjadi lonjakan kasus seperti yang menimpa Amerika Serikat.
"Kalau mau santai kaya di negara lain saya rasa dampaknya rakyat kita juga yang bakal sengsara! Virusnya beneran ada kok tapi mungkin enggak ganas seperti varian delta dkk nya," tulis Bunga Zainal.
Tak hanya taat selama di luar negeri, Bunga Zainal juga memastikan bahwa ia dan keluarga akan menaati protokol kesehatan yang berlaku di Indonesia, termasuk kewajiban karantina mandiri bagi pelancong luar negeri.
"Tenang bunda pasti karantina kok, kalau saya sampai tidak karantina artinya bego enggak belajar dari pengalaman mbak bun bun mungkin enggak seberapa keluar duitnya, tapi mental kena banget sama netizen, mending saya bayar karantina daripada dihujat satu Indonesia raya," tulisnya.
CNNIndonesia.com telah meminta izin kepada Bunga Zainal untuk mengutip cerita tersebut.
Kasus Covid-19 varian Omicron di seluruh dunia mencapai 477.557 kasus dan 111 kematian per Rabu (5/1). Varian Omicron pula yang diduga menjadi penyebab 'tsunami' Covid-19 di Amerika Serikat dan India baru-baru ini.
Pada Senin (3/1) lalu, kasus harian Covid-19 di AS pecah rekor dengan 1.082.549 juta kasus. Pihak berwenang AS, menduga lonjakan kasus itu kemungkinan disebabkan laporan Covid-19 yang tertunda selama libur Tahun Baru.
Sejumlah negara bagian di AS, juga tak merilis kasus harian Covid-19 pada malam Tahun Baru, Jumat (3/1). Selain itu, banyak wilayah di AS yang tak melaporkan infeksi Covid-19 selama akhir pekan lalu.
(nly/end)