Terlepas dari sejarahnya yang panjang, Tembok Besar China mengalami pemugaran secara maksimal pada masa Dinasti Ming (1368-1644 Masehi). Dengan demikian kekokohan bangunan itu bisa dinikmati hingga sekarang.
Setelah ratusan tahun difungsikan sebagai alat pertahanan diri, Tembok Besar China kini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal di China.
Badaling adalah area paling populer dari Tembok Besar China yang juga dikenal penuh sesak dengan turis lokal dan internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun suasana itu mungkin segera berubah, dengan otoritas di Badaling mengumumkan mereka bakal menerapkan kuota pengunjung harian baru sebanyak 65 ribu pengunjung per hari mulai 1 Juni 2019.
"Jumlah wisatawan yang mengunjungi area Badaling sangat besar," kata Chen Fei, wakil direktur Kantor Distrik Badaling, kepada Radio Beijing Corporation.
"Sekitar 10 juta pengunjung datang ke Badaling sepanjang tahun lalu."
Jumlah tersebut mirip dengan populasi manusia di Swedia atau Austria. Per hari Badaling dikunjungi sekitar 27 ribu pengunjung.
Selain Badaling, objek wisata di China lainnya seperti Bendungan Tiga Ngarai dan Museum Istana Beijing juga ramai dikunjungi turis.
Untuk itu, pemerintah China menerapkan aturan baru demi meredakan kepadatan turis selama musim liburan. Salah satunya, pelancong yang ingin ke Tembok Besar China lebih baik merencanakan kunjungan mereka selama musim sepi (November hingga Maret, tidak termasuk Hari Libur Tahun Baru China) atau bertualang ke beberapa bagian Tembok Besar selain Badaling.
(nly/fjr)