Fungsi alat musik tradisional yang kedua berkaitan dengan warisan budaya lainnya, yakni pertunjukan seni suatu daerah.
Alat musik tradisional ini digunakan untuk mengiringi pertunjukan seni agar lebih hidup.
Kedudukan alat musik tradisional ini bahkan tak bisa dipisahkan dan sudah menjadi satu kesatuan dari pertunjukan itu sendiri.
Fungsi alat musik tradisional yang terakhir adalah sebagai sebuah sarana komunikasi, kreasi, dan ekspresi penduduk setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari puluhan ragam alat musik tradisional yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, setidaknya terdapat empat alat musik tradisional yang bahkan sudah dikenal hingga ke luar negeri.
![]() |
Gamelan sendiri merupakan alat musik tradisional ansambel yang menjadi ciri khas dari kebudayaan Jawa, Sunda, dan Bali.
Gamelan sendiri merupakan gabungan dari beberapa alat musik yang menjadi satu kesatuan, yang membentuk tangga nada pentatonis.
Gamelan sendiri biasanya terdiri atas bonang, gong, saron, dan gender.
![]() |
Sasando merupakan alat musik petik yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sasando sendiri dipercaya sudah ada sejak abad ke-7.
Sasando dibedakan menjadi 2 jenis, yakni sasando gong dan sasando biola.
Sasando terbuat dari bilah bambu dan tabung yang terbuat dari daun lontar. Kombinasi ini menjadikan sasando ini sangat unik.
![]() |
Kolintang merupakan alat musik pukul tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara, yang terbuat dari bilah kayu. Kolintang harus dimainkan secara kelompok.
Kolintang sendiri awalnya digunakan sebagai pengiring upacara ritual adat yang berhubungan dengan ruh nenek moyang.
![]() |
Tifa sendiri berasal dari Indonesia Timur, yakni Papua dan Maluku. Meski terlihat identik, namun ada perbedaannya.
Tifa yang berasal dari Papua terlihat lebih melengkung pada bagian tengahnya serta terdapat pegangan yang tidak terdapat pada tifa yang berasal dari Maluku.
Itulah pengertian, fungsi, dan contoh alat musik tradisional asal Indonesia yang wajib diketahui dan dilestarikan.
(ahd)