Jakarta, CNN Indonesia --
Dokumenter The Tinder Swindler merupakan salah satu tontonan yang banyak dibicarakan saat ini. The Tinder Swindler mengisahkan para perempuan Norwegia yang menjadi korban penipuan Simon Leviev, laki-laki yang dikenal melalui Tinder, aplikasi kencan online.
Simon Leviev hanya nama samaran dari penipu ulung tersebut. Tak tanggung-tanggung, Simon berhasil menipu korban-korbannya hingga US$10 juta dolar. Hal tersebut membuat Simon berulang kali keluar masuk penjara karena kasus penipuan.
Berikut beberapa fakta Simon Leviev The Tinder Swindler.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Nama Asli Simon Leviev
Nama asli Simon Leviev adalah Shimon Yehuda Hayut. Ia merupakan warga Israel. Sejak berusia 20-an, Shimon mulai menipu orang hingga akhirnya menjadi buronan polisi Israel.
Pada 2011, Shimon melarikan diri ke Finlandia. Namun, ia ditangkap polisi setempat dan dijatuhi hukuman dua tahun di penjara Finlandia pada 2015. Berdasarkan laporan The Times of Israel, Shimon didakwa menipu tiga wanita.
Kemudian pada 2017, Shimon kembali ke Israel. Saat akan dijebloskan ke penjara, ia kembali melarikan diri ke Eropa untuk kedua kalinya dan secara resmi mengubah namanya menjadi Simon Leviev.
2. Tipu Korban Lewat Aplikasi Tinder
Setelah berganti nama, Simon Leviev melancarkan aksinya menipu para wanita melalui aplikasi kencan Tinder.
Di bawah identitas palsunya, Simon mengaku sebagai pewaris keluarga kaya yang bekerja di perusahaan LLD Diamonds. Ia bahkan mengklaim sebagai putra Lev Leviev, yang juga dikenal sebagai Raja Berlian di Israel.
kenyataannya, Simon Leviev tidak memiliki hubungan sama sekali dengan keluarga taipan berlian Lev Leviev ataupun perusahaan LLD Diamonds. Menurut The Times of Israel, Lev Leviev telah mengadukan aksi Hayut kepada polisi karena mengaku sebagai putranya.
Lanjut ke sebelah...
3. Modus Penipuan Simon Leviev
Seperti yang dipertontonkan dalam dokumenter, Simon menampilkan dirinya sebagai sosok pria idaman para perempuan, seperti memiliki finansial luar biasa, tampan, pandai memikat, sehingga korban mudah jatuh hati.
Setelah itu, Simon menjalin hubungan jarak jauh dengan korban karena alasan pekerjaan. Ia kemudian meminta uang hingga ribuan dolar AS kepada korban dengan mengaku memiliki masalah dari "musuh" atau diincar orang lain.
Menurut keterangan salah satu korban, Cecilie Fjellhøy, Simon Leviev tidak langsung meminta dikirim sejumlah uang.
Ia bercerita bahwa namanya tidak aman. Kemudian, Simon mengatakan tidak bisa menggunakan kartunya karena takut dilacak musuh-musuhnya. Sehingga, ia meminta persetujuan untuk menggunakan kartu kredit korban.
4. Jadi Buronan
Setelah dijatuhi hukuman dua tahun di penjara Finlandia pada 2015 atas kasus penipuan, Simon Leviev menjadi buronan di sejumlah negara seperti Israel, Swedia, Inggris, Jerman, Denmark, dan Norwegia.
Pelariannya berakhir setelah ia ditangkap polisi Yunani pada 2019 setelah menggunakan paspor palsu. Hal itu membuatnya dideportasi kembali ke Israel.
Setibanya di Israel, ia diadili dan dijatuhi hukuman 15 bulan penjara karena penipuan, pencurian, dan pemalsuan. Walau sudah terbukti bersalah, Simon tetap menyangkal semua tuduhan.
"Saya tidak pernah menampilkan diri saya sebagai putra siapa pun, itu semua imajinasi mereka," kata Simon Leviev kepada Channel 12 News seperti diberitakan People.
Setelah lima bulan penjara, dia dibebaskan karena berperilaku baik.
5. Aktif Jadi Selebgram
Setelah dibebaskan dari penjara, Simon Leviev kini aktif di media sosial. Ia kerap mengunggah konten bergaya hidup mewah, seperti jet pribadi, pakaian desainer, dan mobil mahal yang berlimpah.
Sementara tiga wanita yang menjadi korban Simon Leviev belum mendapatkan ganti atas aksi pria tersebut. Hal itu dikarenakan Simon Leviev tidak pernah dituduh menipu mereka.
Simon Leviev diperkirakan telah menipu korban-korbannya yang tesebar di seluruh dunia hingga mencapai US$10 juta dolar.
Simon Leviev menolak untuk ambil bagian dalam film dokumenter tersebut dan kembali aktif di Tinder sejak dibebaskan dari penjara.